Liputan6.com, Yerusalem - Protes warga Palestina atas pemasangan pintu elektronik pemindai logam atau metal detektor di seluruh pintu masuk komplek Masjid Al Aqsa Yerusalem terus berlangsung.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Senin (24/7/2017), aksi protes yang berujung bentrokan antara warga Palestina melawan tentara dan polisi Israel terjadi pada Minggu malam, 23 Juli 2017.
Penutupan delapan dari 10 pintu masuk Masjid Al Aqsa dan penjagaan tentara Israel yang sangat ketat dinilai sebagai pembatasan hak umat Musilm untuk beribadah.
Sebagai bentuk protes, warga Palestina tak mau melintasi pintu pemindai logam. Cara lainnya dengan menggelar salat di ruas jalan raya.
Bentrokan antara warga Palestina dan pasukan Israel juga terjadi di Bethlehem, di Tepi Barat. Usai salat mereka meniru protes di Yerusalem dengan membakar tiruan pintu elektronik pemindai logam yang membatasi kunjungan ke Al Aqsa.
Pemerintah Israel memasang detektor metal Al Aqsa setelah tiga pria Palestina bersenjata menembak mati dua orang polisi Israel di sekitar Al Aqsa pekan lalu.
Ketiga pelaku juga ditembak mati, namun Israel menyebut pemasangan detektor logam ini penting sebagai pencegahan serangan lebih lanjut terhadap tentara Israel.
Israel juga menyebut detektor logam lazim dipasang di lokasi suci di seluruh dunia. Indonesia juga sudah meminta Amerika Serikat mendesak Israel menghentikan pembatasan beribadah dan kekerasan di Masjid Al Aqsa.
Alasan Tentara Israel Pasang Alat Detektor di Masjid Al Aqsa
Penutupan delapan dari 10 pintu masuk Masjid Al Aqsa dan penjagaan tentara Israel yang ketat dinilai sebagai pembatasan hak umat Muslim.