Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat enggan berkomentar banyak soal rencana kepolisian menarik polisi cepek atau pak ogah untuk mengatur lalu lintas. Rencana ini dikemukakan Polda Metro Jaya untuk menyikapi kemacetan akibat pembangunan di berbagai jalur protokol dan arteri di Jakarta.
"Tanyakan polisi saja," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Dia menyebut, DKI belum ada rencana merekrut pak ogah seperti pasukan oranye. Sebab, pasukan oranye atau PPSU memiliki jam kerja jelas. Sementara pak ogah bekerja sukarela dan tak memiliki jam kerja.
Advertisement
"PPSU kan kerjanya ada waktunya sesuai jam kerja, dibagi dalam tiga sif. Tapi enggak ngerti, kita belum ada rencana (rekrut)," ucap Djarot.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya berencana merekrut polisi cepek alias pak ogah untuk mengatur lalu lintas sebagai tenaga sukarela.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra menyampaikan, para relawan itu dinamakan Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas atau Supertas. Dia mengatakan program itu sudah dibicarakan kepada Pemprov DKI. Tentunya hal tersebut sebagai upaya sinergitas dan kerja sama pemerintah mengatasi kemacetan di Ibu Kota.
"Saya menghadap gubernur langsung, sama Dishub membicarakan itu. Termasuk Siaga Inasgoc (Indonesia Asian Games Organizing Committee). Kan yang jadi sasaran yang Asia Afrika itu ya. Kita sudah visikan. Itu ke depan harus ditungguin supaya tidak ada lagi. Dari proyek Asia Afrika itu," kata Pagarra di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat 21 Juli 2017.
Selain mendapat pakaian khusus bercirikan Supertas, mereka akan mendapatkan upah. Penghasilan tersebut berasal dari sejumlah perusahaan yang bekerja sama dalam program pemberdayaan masyarakat tersebut.
"Karena sedang pembangunan infrastruktur kita perbanyak personel," jelas Pagarra.
Saksikan video berikut ini: