Sukses

Cosmas Batubara: Aspirasi Pemilih Harus Dipertimbangkan

Tim Penyelamat Partai Golkar akan mengingatkan DPP supaya mempertimbangkan aspirasi pemilih dalam mengambil keputusan. Kemungkinan Akbar dikorbankan dikesampingkan.

Liputan6.com, Jakarta: Para pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya diharapkan mampu mengambil jarak antara emosi dan rasio dalam menanggapi penahanan Akbar Tandjung. Terutama sejak ketua umum partai berlambang pohon beringin itu resmi menghuni rumah tahanan kejaksaan Agung sejak Kamis (7/3) malam [baca:
Akbar Tandjung Resmi Menjadi Tahanan Kejagung
]
. "Dengan organisasi yang matang, saya yakin mereka akan melakukan langkah-langkah terbaik," ujar Ketua Tim Penyelamat Partai Golkar Cosmas Batubara saat berdialog dengan Indy Rahmawati di Studio SCTV, Jumat (8/3) siang.

Mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat di era Orde Baru ini mengatakan, penahanan Akbar memang di luar perhitungan mereka. Meski demikian, partai politik bentukan rezim Orba ini tetap tunduk pada aturan hukum yang berlaku dan berpegang pada prinsip praduga tak bersalah. Walau harus ditahan selama 20 hari, hingga kini kepengurusan Golkar tetap di bawah kepemimpinan Akbar [baca: Akbar Tandjung Tetap Memimpin Partai Golkar]. Menurut Cosmas, ketua umum bisa menunjuk penggantinya jika berhalangan.

Bekas anggota DPR ini mengatakan TPPG yang beranggotakan lima orang --Cosmas, Pinantun Hutasoit, A.A. Baramuli, Muladi, dan Suhardiman-- belum memberikan rekomendasi. Mereka akan mengadakan rapat Senin pekan mendatang. Para sesepuh ini juga tak akan mengajukan usulan mengganti Akbar. Pembelaan terhadap ketua DPR itu, kata Cosmas, satu paket dengan upaya menyelamatkan Golkar sebagai aset bangsa. Mantan ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia itu mengenyampingkan kemungkinan Akbar bakal dikorbankan. "Kita tak bisa mendahului keputusan pengadilan. Sudah berat penderitaan Bung Akbar," kata dia.

Eks ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Pusat ini bisa memahami kekecewaan massa Golkar terhadap peristiwa itu. Simpati yang muncul, kata Cosmas, menunjukkan hubungan yang erat antara anggota dan pengurus. Politisi senior kelahiran Purbasaribu, Simalungun, Sumatra Utara, 19 September 1938 ini mengatakan para pengurus Golkar harus memikirkan aspirasi para pemilihnya dalam mengambil setiap keputusan. Perolehan 25 juta suara pada Pemilihan Umum 1999 silam, kata Cosmas, bukan jumlah yang kecil. "Ini harus dipertimbangkan secara matang," kata dia.(COK)