Liputan6.com, Jakarta - Motivasi Ita Safitri mengikuti seleksi Paskibraka 2017 karena tidak mau pendidikannya berakhir di bangku SMA. Ia ingin menjadi Kowad (tentara wanita). Namun dia sadar ayahnya hanya seorang petani.
Baca Juga
Advertisement
Mana cukup uang yang didapat sang ayah digunakan sebagai biaya masuk pendidikan Kowad. "Saya bukannya pesimis, tapi yang terjadi memang seperti itu," kata Ita Safitri.
Ita adalah anak perempuan satu-satunya. Ia memiliki dua orang kakak dan seorang adik. Kakak-kakaknya terpaksa bekerja berbekal ijazah SMA, karena ayah tercinta tak punya cukup dana memasukkan mereka ke perguruan tinggi.
"Sebagai anak perempuan satu-satunya, tentunya saya ingin lebih dari mereka. Saya harus melanjutkan pendidikan demi bisa menjadi Kowad," kata calon Paskibraka 2017 dari Sulawesi Tenggara kepada Diary Paskibraka Liputan6.com, Minggu (30/7/2017)
Ita merasa sudah cukup menyusahkan ayah dan ibunya selama ini. Karena itu Ita berharap, menjadi seorang Paskibraka bisa memuluskan jalannya menjadi Kowad melalui jalur prestasi.
"Menjadi Paskibraka 2017 adalah prestasi buat saya. Apabila memang Tuhan mengizinkan, gelar ini bisa memudahkan saya mendapatkan yang saya cita-citakan," kata siswi SMA Negeri 1 Budong-Budong.
Belum lagi dia bakal mendapat banyak materi dan pelatihan selama Diklat Paskibraka 2017. Sehingga Ita optimis, setelah lulus SMA bisa menempuh pendidikan sebagai Kowad.
"Di sini fisik saya digembleng tapi otak saya juga diisi dengan materi-materi berguna. Itu bisa saya jadikan bekal di kemudian hari," kata Ita.
Ita juga berharap, lolosnya dia menjadi calon Paskibraka 2017 bisa menaikkan harkat dan martabat kedua orangtuanya. Ia ingin berterimakasih kepada sang ayah yang telah berkorban banyak untuknya selama mengikuti seleksi Paskibraka Nasional 2017.
"Di tengah kesibukannya sebagai petani, ayah masih berkorban mengantar jemput saya ke Kendari untuk seleksi. Perjuangan itu akan terus saya ingat," kata Ita menekankan.
Simak video menarik berikut ini;
Â