Â
Liputan6.com, Jakarta - Direktur Wahid Institute Yenny Wahid mengatakan, jihad bukanlah suatu yang harus melibatkan kegiatan fisik seperti berperang. Sehingga pemahaman jihad yang salah tersebut dapat menjadi salah satu faktor orang untuk menjadi radikal.
Baca Juga
"Jihad yang berperang dan melibatkan hal-hal fisik kemudian meninggal, itu berpotensi menjadi radikal," ucap Yenny saat menghadiri forum diskusi di Jakarta Design City, Jakarta Barat, Senin (31/7/2017).
Advertisement
Karena hal itu, Yenny menyatakan harus ada kerja sama antara pemerintah dengan masyarakat untuk membangun kesadaran publik. Apalagi anak-anak muda dinilai akan menjadi sasaran empuk radikalisme.
Dia pun mengungkapkan, peran para ulama, guru-guru serta para tokoh masyarakat sangat diperlukan dalam hal ini. "Banyak cara untuk berjihad, tidak harus pergi ke Suriah untuk berperang," ujar dia.
Putri dari Mantan Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid ini menjelaskan, diskusi yang menghadirkan beberapa nara sumber seperti Brett Scharffs dari Brigham Young University Amerika Serikat ini, diharapkan dapat memberi pelajaran dan saling belajar akan tantangan menghadapi radikalisme di masyarakat.
"Jadi kita sama-sama saling mendengarkan bagaimana kasus muslim di Amerika yang sangat dihormati hak-haknya walaupun minoritas. Indonesia sebagai mayoritas muslim apakah sudah bisa menghargai kelompok minoritas," Yenny menandaskan.
Saksikan video menarik di bawah ini: