Sukses

Top 3 News Hari Ini: 'Ahok' Kode Nama Penyuap Patrialis

Top 3 News Hari Ini, rekaman percakapan antara Patrialis Akbar dengan orang terdekatnya menggunakan istilah Ahok untuk nama penyuapnya.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News Hari Ini, orang terdekat mantan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar menjadi saksi dalam sidang lanjutan perkara suap uji materi tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan di MK.

Dalam kesaksiannya, Kamaludin menyebut Patrialis menggunakan kata Ahok sebagai kode untuk nama penyuapnya.

Siapa Ahok yang dimaksud Patrialis Akbar?

Sementara itu, pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto tentang sosok Presiden Joko Widodo di mata dunia juga tak kalah disorot.

"Presiden Jokowi itu dipuji dunia internasional. Tapi di dalam negeri kok dihujat. Dibilang banyak utang, diktator dan tidak demokratis," ujar Wiranto.

Berita ini paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 news hari ini:   

1. Patrialis Akbar Gunakan 'Ahok' untuk Kode Nama Penyuapnya

Hakim Mahkamah Konstitusi, Patrialis Akbar (tengah) memberi keterangan saat keluar dari gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/1). Patrialis diduga menerima suap uji materi undang-undang tentang peternakan dan kesehatan hewan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Orang terdekat Patrialis Akbar, Kamaludin, menyebut mantan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut menggunakan istilah Ahok untuk menyebut nama penyuapnya, pengusaha impor daging Basuki Hariman.

"Ahok itu maksudnya Pak Basuki. Kami ada rencana main golf di Royal. Pak Patrialis mengingatkan, kalau bisa Pak Basuki bisa gabung, ngobrol-ngobrol," kata Kamaludin kepada jaksa KPK.

Patrialis Akbar didakwa menerima hadiah uang US$ 70 ribu atau sekitar Rp 4,1 juta dan janji sebesar Rp 2 miliar dari Basuki Hariman yang merupakan pemilik PT Impexindo Pratama, PT Cahaya Timur Utama, PT Cahaya Sakti Utama dan CV Sumber Laut Perkasa dan anak buahnya NG Fenny melalui Kamaludin.

Selengkapnya...

2. 5 Fakta Simpang Susun Semanggi

Sejumlah kendaraan melintasi Simpang Susun Semanggi di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (28/7). Jembatan layang non tol yang dibangun pada 8 April 2016 ini hanya boleh dilalui kendaraan roda empat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Proyek Semanggi interchange atau yang lebih dikenal dengan nama Simpang Susun Semanggi, setelah dikebut pengerjaannya sejak 2016, kini Simpang Susun Semanggi siap dilintasi warga Jakarta.

Keberadaannya digadang-gadang mampu mengurai kemacetan yang terjadi di sekitar wilayah Semanggi hingga 30 persen. 

Di luar itu semua, keberadaan Simpang Susun Semanggi memang menjadi perhatian. Ditambah lagi sejumlah fakta menarik selama pembangunannya.

Seperti desainnya yang unik, juga sistem pembiayaan proyek yang tak biasa. Lantaran tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

Selengkapnya...

3. Wiranto: Jokowi Dipuja di Luar, tapi Dihujat di Negeri Sendiri

Menko Polhukam Wiranto (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat pujian yang luar biasa di luar negeri. Namun, ia menyayangkan, di negeri sendiri Jokowi malah dihujat.

"Presiden Jokowi itu dipuji dunia internasional. Tapi di dalam negeri kok dihujat. Dibilang banyak utang, diktator dan tidak demokratis," ujar Wiranto dalam acara Silahturahmi Nasional Junior Chamber International 2017 di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (31/7/2017).

Dia menuturkan, setiap presiden selalu punya visi untuk membangun dan menciptakan agar pemerintah adil serta makmur. Bahkan, dia pun pernah mempertanyakan hal ini kepada Presiden ke-2 RI Soeharto.

Pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan Presiden ke-6 RI  itu juga mempunyai tagline yang sama baiknya dengan pemerintah sekarang.

Selengkapnya...