Sukses

Tim Medis Panitia Haji Fokus Pencegahan Penyakit Berbahaya

Tim ini terus bergerak memeriksa kondisi jemaah haji di hotel di sektor yang menjadi tanggung jawabnya.

Liputan6.com, Madinah - Jumlah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia 2017 tak sebanding dengan jumlah jemaah haji. Namun hal tersebut tak menyurutkan tekad panitia dalam melayani jemaah, termasuk di bidang kesehatan.

Salah satunya tim kesehatan PPIH, yang membuat terobosan dengan membentuk Tim Gerak Cepat (TGC). Tim ini terus bergerak memeriksa kondisi jemaah haji di hotel di sektor yang menjadi tanggung jawabnya.

Irwin, dokter yang tergabung dalam TGC Sektor 2 itu mengatakan, jumlah tenaga medis memang tidak mencukupi. Karena itu, diperlukan strategi khusus untuk mengatasi keterbatasan ini.

"Sekarang misinya bukan lagi menyembuhkan, tapi mencegah," kata Irwin di Madinah, Arab Saudi, Rabu (2/8/2017).

Agar tindakan pencegahan efektif, kata Irwin, tim TGC bergerak dari hotel ke hotel, tempat jemaah haji Indonesia menginap.

"Kami ada di tiap sektor dan di Daker Madinah, ada lima sektor," kata dia.

Irwin menjelaskan, tim akan berkoordinasi dengan dokter yang bertugas di kloter dalam upaya pencegahan jemaah terkena penyakit berbahaya. Koordinasi dilakukan dengan mengingatkan mereka yang mengetahui jemaah yang memiliki risiko tinggi.

"Setiap hari setidaknya kami melakukan visitasi di 2-3 hotel," ucap dia.

Irwin menyebutkan, jadawal visitasi dilakukan saat jemaah pulang salat di Masjid Nabawi. Misalnya, selepas zuhur atau isya, karena pada jam-jam tersebut umumnya jemaah pulang dari pelaksanaan arbain.

Sementara perawat dari tim TGC Sektor 2, Dahri mengatakan, timnya dibentuk untuk melakukan proses evakuasi secara cepat. Misalnya, di suatu hotel ada pasien level merah yang harus dirujuk, maka pihaknya melakukan penanganan sambil menunggu ambulans.

"Setelah penanganan akan diputuskan dokter, apakah dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi atau KKHI (Klinik Kesehatan Indonesia). Tapi harus dilihat kasusnya dulu. Jika emergency maka yang menangani RS Arab Saudi karena KKHI alatnya terbatas," ujar dia.

Menurut Dahri umumnya penyakit jantung menjadi kasus menakutkan bagi jemaah haji. Di Masjid Nabawi belum lama ini tim TGC menemukan jemaah mengalami nyeri dada.

"Jemaah ini langsung kami rujuk ke RS Arab Saudi. Alhamdulillah akhirnya dia selamat," kata dia.

Mengingat semakin bertambahnya jemaah haji Indonesia yang berdatangan pada gelombang pertama ini, TGC Sektor 2 meminta backup dari KKHI.  Secara regular tiap sektor mempunyai dua tim TGC yang masing-masing terdiri dari satu dokter spesialis dan seorang perawat.

"Kini kami dibantu oleh KKHI dengan empat tenaga medis tambahan," Dahri menandaskan.

 


Saksikan video menarik berikut ini: