Liputan6.com, Jakarta Satu modal untuk menjadi calon Paskibraka 2017 sudah dikantongi Fatima Azzahra. Cara pelajaran baris berbaris (PBB) yang dinilai bagus menjadi nilai plus yang sudah ia miliki sejak SMP. Kendati demikian, batu sandungan masih saja ia temui.
Baca Juga
Advertisement
"Berat badanku dianggap berlebih," kata Fatima perwakilan Sulawesi Selatan kepada Diary Paskibraka Liputan6.com, Kamis 3 Agustus 2017.
Fatima mengatakan, bencana itu datang sewaktu ia mau dikirim mengikuti seleksi Paskibraka tingkat kota. Menurut ketua Diaspora Pare-Pare, kata Fatima, ia bisa saja lolos bahkan sampai ke provinsi asal mau menurunkan berat badan. Kala itu bobotnya mencapai 75 kilogram.
Gadis berjilbab yang semula menganggap Paskibraka sama seperti gerak jalan terpacu untuk menurunkan berat badan. Ia mempunyai target harus turun sebanyak 10 kilogram dalam satu bulan.
"Aku rutin lari sepulang sekolah dan menjaga pola makan sehari-hari. Alhamdulillah selama sembilan hari, berat badanku turun hampir lima kilogram," kata dia.
Fatima, anak pasangan Siti Aisyah Bages dan Adnan Abu Bakar, mengaku tak tersiksa sama sekali. Lagi pula, pola makan yang teratur sudah diterapkan di sekolahnya.
"Kebetulan aku boarding school (sekolah negeri berasrama). Jadi, pola makan sudah benar-benar diatur," kata Fatima.
Sarapan pagi ia hanya makan buah, makan siang harus nasi merah, dan di siang hari ia lari 10 keliling lapangan bola yang ukurannya 1/4 dari ukuran lapangan selama latihan PBB di asrama Diklat Paskibraka 2017.
"Ya, alhamdulillah, usahaku enggak sia-sia. Sebulan aku turun 10 kilogram. Dari 75 menjadi 65 kilogram," kata Fatima menekankan.
Melihat perubahan itu, ketua Dispora Pare-Pare optimistis Fatima bisa lolos seleksi Paskibraka provinsi. Setidaknya, dua modal penting sudah ia punya.
"Kata pelatihku, cara PBB aku ini bagus. Pelatih juga yang menyuruhku ikut seleksi. Habis itu, berat badanku juga "aman". Kalau mereka saja yakin, masa saya enggak?" kata Fatima menambahkan.
Calon Paskibraka 2017 yang merupakan siswi SMA Negeri 5 Pare-Pare ini sudah terbiasa mengikuti gerak jalan. Ia selalu ditunjuk sebagai pemimpin barisan atau diletakkan di bagian banjar karena PBB yang bagus dan suara yang lantang.
"Penilaian itu yang akhirnya membawa aku sampai menjadi Paskibraka 2017 tingkat nasional," kata Fatima yang tak jarang dipanggi Zahra oleh teman-temannya.
Simak video menarik berikut ini: