Liputan6.com, Depok - Polda Metro Jaya belum juga mengungkap kasus penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Polisi beralasan, Novel yang belum bersedia diperiksa merupakan salah satu hambatannya.
Lalu, akankah penyidik Polda Metro Jaya selamanya tak akan memeriksa Novel?
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih menunggu kabar dari dokter yang menangani Novel sebelum memeriksanya.
Advertisement
Dia mengatakan, pihaknya mengaku siap memeriksa Novel Baswedan. Hanya saja dia perlu meminta izin dari dokter di Singapura dan menunggu kesiapan dari pihak KPK.
"Kami juga perlu kroscek dengan dokter yang di sana, kalau nanti kami sampai sana, terus dokter tidak mengizinkan, gimana," ucap Argo Yuwono saat berkunjung ke Mapolresta Depok, Senin (7/8/2017).
Menurut dia, ketika dokter menyatakan kondisi Novel Baswedan mumpuni untuk diperiksa, penyidik langsung berangkat ke Singapura. "Kami berangkat kalau dokter dari Singapura sudah mengizinkan baru kita nanti akan ke sana dengan tim KPK," kata Argo.
Sebelumnya, Tekanan mata penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kembali meningkat. Dia harus beristirahat dalam dua pekan ke depan.
"Setelah kemarin bertemu dokter, ternyata tekanan mata saya meningkat, sehingga saya diminta tidak ada aktivitas wawancara setidaknya hingga dua minggu ke depan," kata Novel di Singapura saat dihubungi dari Jakarta pada Jumat 4 Agustus 2017, seperti dilansir dari Antara.
Tekanan mata kiri Novel Baswedan masih tinggi, yaitu 26/27. Padahal, tekanan normal mata seharusnya di bawah 20.
Dokter menyarankan untuk puasa berbicara atau tidak melakukan wawancara, karena ketika wawancara emosi akan naik dan otomatis berpengaruh kepada kesehatan matanya.
Novel Baswedan dirawat di Singapura setelah disiram air keras oleh orang tidak dikenal di dekat rumahnya, 11 April 2017 seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Saksikan video berikut ini: