Sukses

DPR: Bali Perlu Memiliki Transportasi Massal

Sebagai destinasi nomor satu di Indonesia dan masa depan ekonomi Indonesia, Bali perlu memiliki transportasi massal.

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi V DPR RI Henky Kurniadi (F-PDIP) saat Kunjungan Kerja Komisi V ke Bali mengatakan bahwa 
Bali merupakan tempat destinasi nomor satu di Indonesia dan masa depan ekonomi Indonesia itu ada di pariwisata, sehingga insfrastruktur di Bali harus lebih baik lagi. 

“Bali menjadi pintu masuk untuk mata rantai pariwisata destinasi berikutnya, dari Bali selanjutnya ke Gili Tarawangan di Lombok, Pulau Moyo di Sumbawa dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT),” katanya beberapa waktu lalu.

Anggota dewan yang akrab disapa Henky ini mengatakan bahwa, Bali perlu perluasan bandara dan seharusnya di Bali Barat juga perlu ada perencanaan kereta api atau alat transportasi massal karena jumlah penumpang yang sangat banyak sehingga cukup bagus jika dilihat dari nilai ekonomisnya, jadi perlu dibuat transportasi massal.

“Untuk mengurangi kemacetan yang luar biasa, akan dibangun runway paralel, tapi semua itu ada pada masalah perizinannya, ada dua investor yang sudah siap tapi perlu diteliti lagi nilai ekonomisnya, jangan sampai hasilnya tidak efisien.

Henky mengungkapkan, Di Bali sangat luar biasa sekali, daerah yang luar biasa dalam pendapatan ekonominya yaitu Kabupaten Badung memiliki APBD terbesar se-Indonesia, ini merupakan pendapatan tertinggi Indonesia dan itu berasal dari pariwisata bukan pertambangan.

“Ada destinasi di Indonesia yang mahal yaitu Raja Ampat di Papua, seminggu di sana sama dengan berdestinasi ke Korea dan Jepang dalam kurun waktu yang sama, tapi penduduk sekitarnya masih miskin, sedangkan di Bali penduduknya makmur," jelasnya,

Politisi F-PDIP ini mengatakan bahwa, dari seluruh Provinsi di Indonesia yang kredit macet paling rendah adalah Bali, artinya masyarakatnya terpercaya dalam peminjaman uang dan nilai pengemballiannya sangat sedikit yang kredit macet maka dari itu pembangunan agar direncanakan lebih mendetail lagi.

(*)