Liputan6.com, Bekasi - Top 3 News Hari Ini, musala Al-Hidayah menjadi tempat Muhammad Alzahra alias Joya (30), warga Kampung Kavling Jati, Desa Cikarang Kota menunaikan salat asar terakhir sebelum tragedi amplifier berdarah terjadi.Â
Adalah Rojali, orang pertama yang melihat Joya tengah menunaikan salat. Mulai timbul kecurigaan dibenak Rojali, ketika Joya tidak menutup kembali pintu musala usai salat ashar.
Tapi, apakah itu sebuah pertanda jika Joya hendak melakukan pencurian di dalam musala Al-Hidayah?
Advertisement
Rojali mengaku informasi hilangnya amplifier didapat dari Haji Zainul, yang juga kakak dari istrinya, Sumiyati. Padahal sebelumnya amplifier tersebut masih ada saat dipakai untuk dia melakukan azan asar.
Rojali menuturkan, amplifier itu terletak di sebuah ruang kecil Musala, tepatnya di samping kiri tempat imam memimpin salat berjemaah.
Mengetahui amplifier raib, sontak Rojali langsung menyalakan sepeda motornya. Dia berusaha mengejar pria asing yang baru keluar 10 menit yang lalu. Rojali mencurigai Joya.
Hingga malam ini berita pria yang dibakar hidup-hidup di Babelan, Bekasi karena dituduh mencuri, masih banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com terutama di kanal News.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 News hari ini:
1. Kesaksian Warga Sebelum Joya Dibakar Hidup-Hidup
Muhammad Alzahra alias Joya (30), warga Kampung Kavling Jati, Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara, tewas dibakar hidup-hidup oleh warga. Joya dituduh mencuri sebuah amplifier atau pengeras suara di Musala Al-Hidayah, Pondok Cabang Empat, RT 2/1, Babelan, Kabupaten Bekasi, pada Selasa, 1 Agustus 2017.
Musala yang telah diwakafkan itu berdiri tepat di halaman depan rumah Rojali (41). Rojali adalah orang pertama yang melihat Joya menunaikan salat Asar.
Tak diketahui Joya datang ke tempat itu dari daerah mana. Musala berwarna biru itu hanya dilintasi satu jalan. Sedangkan, sebelah kiri musala adalah jalan yang sama menuju tempat Joya diamuk dan dibakar warga di Pasar Muara Bakti, RT 12/7, Babelan.Â
Jalan tersebut merupakan jalan yang pasti dilewati Joya jika ia hendak pulang ke rumahnya di Cikarang Utara.
2. Kronologi Lengkap Joya Dibakar Hidup-Hidup Versi Warga dan Polisi
Hidup M Alzahra alias Joya berakhir tragis. Dia tewas setelah dianiaya dan dibakar hidup-hidup oleh warga di Pasar Muara Bakti, Babelan, Bekasi, lantaran dituding mencuri amplifier di Musala Al Hidayah.
Tragedi amplifier berdarah itu bermula dari kejadian di Musala Al Hidayah, tempat Joya menunaikan salat Ashar.
Musala yang berdiri di tanah wakaf tersebut berada tepat di halaman rumah Rojali. Pria 41 tahun ini mengaku yang pertama melihat Joya menunaikan salat Ashar.
"Ia masuk tanpa permisi dan langsung membuka pintu Musala. Yang buat curiga, setelah salat, ia tidak menutup pintu kembali," kata Rojali kepada wartawan di Bekasi, Senin 7 Agustus 2017.
Rojali mengaku informasi hilangnya amplifier didapat dari Haji Zainul, yang juga kakak dari istrinya, Sumiyati.
Mengetahui amplifier raib, sontak Rojali langsung menyalakan sepeda motornya. Dia berusaha mengejar pria asing yang diketahui keluar musala sekitar 10 menit yang lalu.
Dalam pencarian itu, Rojali juga diketahui sempat memanggil beberapa pemuda yang kebetulan lewat untuk bersama-sama memburu si pelaku.
3. Kronologi Pria di Bekasi Diteriaki Maling dan Dibakar Hidup-Hidup
Rojali, orang pertama yang melihat M Alzahra atau Joya salat Asar di Musala Al Hidayah, Bekasi, menuturkan, informasi hilangnya amplifier di musala itu diketahui dari Haji Zainul, yang juga kakak istrinya, Sumiyati. Zainul saat itu datang ke Musala hendak berbenah jelang acara peringatan haul orangtuanya.
"Dia bilang ampli enggak ada, saya bilang padahal masih ada saya pakai azan Asar. Saya jalan kemudian masuk ke Musala, betul ampli udah enggak ada. Saya dari tadi emang udah curiga sama dia," tutur Rojali saat ditemui di Bekasi, Senin 7 Agustus 2017.
Dia pun langsung menyalakan sepeda motornya untuk mengejar pria asing yang telah keluar musala sekitar 10 menit.
Setelah mencari, ia menemukan Joya di dekat Jembatan Pasar Muara atau berjarak 4,1 kilometer dari TKP pertama pengeras suara itu hilang.
Â