Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat gemas dengan aksi mencorat-coret dinding atau vandalisme yang dilakukan pihak yang tidak bertanggung jawab di Simpang Susun Semanggi.
"Ini kok sudah dicorat-coret. Tangannya gatel gitu lho. Katanya kita masyarakat yang berbudaya, mana budayanya? Gemas," kata Djarot di Balai Kota Jakarat, Rabu (9/8/2017).
"Ngelus dada. Sabar," imbuh dia.
Advertisement
Djarot mengaku saat ini paham mengapa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kerap kali marah bila tahu ada fasilitas umum yang dirusak atau disalahgunakan.
"Kadang saya juga enggak nyalahin kalau Pak Ahok marah-marah terus. Saya lama-lama bisa pemarah juga lo ya. Ini masalahnya. Bagaimana mendisiplinkan masyarakat. Bagaimana kita bisa saling menghargai, menyeimbangkan hak dan kewajiban, jangan hanya hak yang dituntut," tegas Djarot.
Mantan Walikota Blitar itu tidak ingin lagi melihat fasilitas publik dicorat-coret oleh masyarakat. Djarot akan menyediakan ruang khusus yang dapat digunakan warga menyalurkan hobi corat-coret.
"Bantaran-bantaran sungai yang kosong itu bisa mereka gunakan untuk coret-coret. Ada kan yang kosong, gambar yang bagus di situ," ujar Djarot.
Djarot mengatakan, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta akan memberikan data lokasi bantaran sungai yang bisa dilukis grafiti dan untuk menghindari vandalisme.
"Banyak tempat untuk menyalurkan hobi dan energi. Jadi jangan jahil, itu namanya jahil dan usil ya. Sudah habisin waktu, catnya itu kan beli, beli cat juga butuh biaya," ujar Djarot.
Djarot pun berpesan, grafiti yang dibuat haruslah gambar-gambar yang menginspirasi. "Jangan warna yang memicu kemarahan, emosi. Tapi gambar-gambar yang menginspirasi," Djarot memungkas.
Â
Saksikan video menarik di bawah ini: