Sukses

KPK Mengaku Belum Dengar Rekaman Milik Johannes Marliem

Kepada awak media, Johannes Marliem sempat mengaku memiliki bukti rekaman pertemuan para pihak yang diduga membancak proyek e-KTP.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengaku belum tahu terkait kabar kepemilikan rekaman pertemuan antara penggarap proyek e-KTP yang selama ini dipegang Direktur PT Biomof Line LLC almarhum Johannes Marliem.

"Saya belum dengar rekaman atau membaca dokumen tentang apa yang almarhum sebutkan di media," ujar Saut saat dikonfirmasi, Minggu (13/8/2017).

Kepada awak media, Johanes Marliem sempat mengaku memiliki bukti rekaman pertemuan para pihak yang diduga membancak proyek e-KTP. Johannes mengaku menyimpan rekaman tersebut selama empat tahun lamanya.

Dalam pertemuan tersebut dikabarkan hadir pula Ketua DPR Setya Novanto yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi e-KTP. Namun, kini Johannes Marliem sudah meninggal dunia yang diduga bunuh diri di kediamannya di Los Angeles, Amerika Serikat.

Saut mengatakan, pihaknya masih belum bisa menjelaskan lebih jauh apakah bukti rekaman yang dimiliki Johannes Marliem bisa membuat lebih terang perkara yang merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun itu.

"Apa kualitas dan kuantitas buktinya seperti apa, saya belum tahu. Apa berguna buat KPK atau tidak," kata dia.

Menurut Saut, meski rekaman tersebut seandainya tidak sempat dilihat oleh penyidik KPK, perkara yang melibatkan banyak pihak di DPR dan Kemendagri ini akan terus berjalan dengan bukti yang telah dimiliki oleh lembaganya.

"Tunggu dululah, kita masih mau konfirmasi dulu seperti apa posisi yang bersangkutan dalam kaitan bukti-bukti," terang Saut.

Saksi kunci kasus e-KTP, Johannes Marliem, meninggal dunia di kediamannya di Los Angeles, Amerika Serikat, Jumat, 11 Agustus 2017. Sengaja atau tidak, kepolisian AS masih menyelidikinya.

Namun, peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW), Donal Fariz, curiga ada upaya sistematis dalam melawan KPK terkait dengan kematian Marliem. Upaya ini dia curigai terjadi sejak penyerangan terhadap Kasatgas Kasus e-KTP Novel Baswedan, Selasa, 11 April 2017.


Saksikan video berikut ini: