Liputan6.com, Jakarta - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama mengancam akan memutus kontrak perusahaan yang dianggap lalai dalam menyajikan menu makanan kepada jemaah haji.
Di Madinah, perhatian utama PPIH Daerah Kerja (Daker) setempat adalah masalah konsumsi bagi jemaah. Selain masalah gramasi (volume makanan), kondisi dapur dan menu basi sudah menjadi temuan petugas.
"Sudah ada perubahan. Awalnya kami ke sini kondisi (dapur perusahaan Bahar Harr) selalu kotor. Sekarang sudah lebih bersih," kata Kasi Katering Daker Madinah Iin Kurniawati, saat inspeksi mendadak ke perusahaan katering Bahar Harr di Madinah, Selasa (15/8/2017).
Advertisement
Di perusahaan ini, Iin ingin ada perbaikan dari manajemen. Misalnya membuat kapasitas penggorengan yang lebih besar. Permintaan itu disanggupi Bahar Harr.
Bahar Harr telah mendapatkan teguran tertulis pertama dari PPIH Daker Madinah untuk persoalan katering basi. Sebanyak 3.344 katering untuk jemaah 13 kloter pada 9 Agustus malam lalu diketahui basi.
Walaupun mereka menggantinya, dia menegaskan, jika ada kejadian lagi otomatis kontrak mereka bisa diputus. Tahap pertama mungkin akan dikurangi kapasitasnya.
"Jika berulang lagi kami putus kontrak. Ada tahapan dalam memberikan sanksi," tegas dia.
Iin menyatakan, pihaknya langsung memberikan teguran tertulis terkait menu basi. Saat ditanyakan alasannya, mereka menjelaskan, terlambat memasak karena ketiduran.
"Mereka masih memberikan layanan kepada jemaah Indonesia. Layanan katering terus ngecek," kata Iin.
Ada Perubahan Menu
Pengawas Katering Daker Madinah Irfansyah mengungkapkan, pihak Bahar Harr juga beralasan adanya perubahan menu. Mereka mencoba inovasi dengan pencampuran bahan.
"Seharusnya sebelum melakukannya perusahaan menghubungi kami. Karena jika bahannya bagus, makanan tidak akan basi," kata dia.
Dalam memasak juga buru-buru. Artinya, makanan dari hasil proses memasak langsung dimasukan ke dalam boks katering. Hal itulah yang menyebabkan sayuran basi. Beruntung, makanan tersebut belum sampai ke tangan jemaah.
"Sampel yang diantar ke Kantor Daker. Setelah dicoba, basi ternyata. Alhamdulillah langsung ketahuan. Kami langsung minta petugas sektor agar tidak mendistribusikan ke jamaah," papar dia .
Dalam kontrak sudah dijelaskan jika makanan basi, otomatis mereka harus menggantikan makanan. Kejadian kemarin, pihak Bahar Harr siap mengganti pada saat itu juga.
"Mereka bersedia mengganti 3.400-an porsi makanan dalam waktu tiga jam. Makanan pengganti itu sudah harus sampai ke jemaah. Saya sendiri yang langsung turun mengawasi distribusi ke hotel-hotel," ujar dia.
Pemilik Katering Bahar Harr Usman bin Rasyid berjanji siap menindaklanjuti masukan yang diberikan PPIH Daker Madinah, Sektor Katering.
"Dapur kan dipindah. Semua masukan dari Daker siap ditindaklanjuti," janji Usman.
Bagi Bahar Harr, order katering untuk jemaah haji Indonesia adalah baru yang pertama kali. Mereka mendapatkan 12.000 pack pesanan selama musim haji. Di Madinah sendiri terdapat 13 perusahaan katering yang diminta membantu menyediakan konsumsi bagi jemaah haji Indonesia.
Saksikan video menarik di bawah ini: