Sukses

Terduga Teroris Riau Jaring 2 Ribu Pengikut di Telegram

Kapolda Riau mengatakan, terduga teroris AP sudah mengumpulkan dana selama dua tahun

Liputan6.com, Pekanbaru - ‎Perkembangan teknologi dimanfaatkan terduga teroris untuk mengembangkan jaringannya. Seperti dilakukan AP yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 di Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

Dia menggunakan Telegram, media sosial yang sempat diblokir pemerintah untuk menjaring pengikut. Tak tanggung-tanggung, penyandang dana sejumlah kelompok radikal di Pulau Sumatera ini sudah ‎merekrut 2.000 pengikut di Telegram.

"Pola yang digunakan adalah kegiatan amal dan meminta donasi, melalui media sosial yang sudah diblokir itu. Anggota dia sudah sampai 2 ribuan," terang Kapolda Riau Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Selasa 15 Agustus 2017.

Dia mengatakan, AP yang diduga mempunyai hubungan dengan jaringan teroris di Medan, Sumatera Utara ini mengumpulkan dana di Bumi Lancang Kuning. Dana yang terkumpul melalui kegiatan amal didistribusikan ke sejumlah wilayah di Sumatera.

"Dia ini khusus wilayah Riau mengumpulkan dana dan menyebarkannya," ucap mantan Kapolda Maluku Utara ini.

Zulkarnain mengatakan, AP sudah mengumpulkan dana selama dua tahun. Dia menyembunyikan dana di tujuh rekening berbeda. Setiap dana yang ditransfer kemudian dicatat dan kemudian dibuat rencana transfer lainnya.

"Semuanya telah disita sebagai barang bukti. Selanjutnya akan dikembangkan Densus karena tugasnya, kepolisian daerah hanya membantu mengamankan jalannya tugas," terang Zulkarnain.

Dia menuturkan, Densus masih melakukan pengembangan di mana saja pengikut yang sudah dikumpulkan AP. Sebab, dari jumlah pengikutnya di medsoa, ada yang sebatas simpatisan dan juga anggota aktif dalam pergerakan radikal.

"Untuk di Riau sendiri belum dipastikan jumlahnya, jumlah tadi merupakan pengikut di media sosial dan tersebar," kata Zulkarnain.

Densus 88 Antiteror menangkap AP di salah satu kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Densus kemudian menggeledah sebuah rumah di kawasan Tampan, Kota Pekanbaru.

Terduga teroris itu disebut jarang berkunjung ke rumah itu. Sesekali berkunjung, dia juga tidak bersosialisasi dengan warga setempat, sehingga menimbulkan kecurigaan.‎ 

 

Saksikan video di bawah ini: