Liputan6.com, Jakarta - MPR seperti tahun-tahun sebelumnya menggelar sidang bersama-sama DPR dan DPD, yang diisi dengan pidato kenegaraan Presiden. Berbeda dari sidang tahun sebelumnya, pada sidang kali ini, banyak kejadian yang dipandang tak biasa atau unik. Bahkan memancing gelak tawa.
Beberapa di antaranya duet Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sukses jadi bahan pembicaraan karena mengenakan pakaian adat.
Sementara, pada sidang bersama DPR dan DPD, Ketua DPD Oesman Sapta Odang atau OSO sukses membuat para peserta sidang tahunan tertawa. Pria yang biasa disapa OSO itu berseloroh dengan menyebut KY (Komisi Yudisial) dengan 'kiway'.
Berikut lima hal unik dan lucu di Sidang Tahunan MPR 2017:
Canda Ketua MPR ke Jokowi-JK
Pidato Ketua MPR Zulkifli Hasan mengawai jalannya sidang tahunan 2017. Sebelum memasuki materi yang disampaikan Zulkifli sempat mengomentari pakaian Jokowi dan JK yang mengenakan pakaian adat Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah
Jokowi mengenakan pakaian khas Bugis dengan sarung warna merah. Adapun Jusuf Kalla memakai pakaian khas Jawa dengan belangkon dan sarung nuansa cokelat dan memakai sandal selop.
Sebelum memasuki materi pidato yang akan disampaikan, Zulkifli Hasan sempat mengomentari gaya berpakaian Jokowi dan JK.
"Pak Jokowi ini Karaeng paling ganteng se-Indonesia," kata Zulkifli.
"Orang yang memakai pakaian Jawa dan jalannya paling cepat itu Pak JK," kata Zulkifli sambil tersenyum. Hadirin pun riuh.
Advertisement
Doa Gemukkan Badan Jokowi
Di penutup sidang Tahunan MPR, seperti biasa selalu ditutup dengan doa. Mantan Menkominfo Tifatul Sembiring mendapat tugas untuk menyampaikannya.
Saat memimpin doa, dia menyampaikan hal yang berbeda dari biasanya. Dia meminta agar Presiden Jokowi digemukkan badannya.
"Ya Allah, beri petunjuk para pemimpin kami, bimbinglah agar istiqomah berada di jalan lurus. Berilah petunjuk kepada Presiden Joko Widodo. Gemukkanlah badan beliau Ya Allah karena kini terlihat semakin kurus. Padahal tekad beliau dalam membangun bangsa dan negara ini tetap membara untuk maju terus agar menjadi bangsa yang adil makmur dan sejahtera," kata Tifatul.
Bukan hanya itu, Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga berharap, Jokowi tetap berlaku adil di tengah persaingan dunia yang kejam, di tengah utang, dan garam yang berkurang.
Selain itu, juga memuji JK. Yang dipandangnya mempunyai semangat membara.
"Ya Allah, Pak JK meskipun usia beliau tua, semangat beliau tetap membara," kata dia.
Singkat Komisi Yudisial Jadi 'Kiway'
Sidang Tahunan MPR dilanjutkan dengan Sidang Bersama DPD-DPR. Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang atau Oso yang membacakan pidato.
Diawal-awal Oso sudah membuat hadirin tertawa. Hal ini karena dia mengubah singkatan Komisi Yudisial menjadi Qiway (ucapan KY jika menggunakan bahasa Inggris).
"Yang terhormat para pimpinan lembaga negara MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK, dan Qiway," ujar Oso.
Seluruh hadirin tertawa. Bahkan ada yang sempat terlihat membicarakan makna kata itu. Melihat hal tersebut, Oso hanya menuturkan. "Jangan terlalu kaku lah," kata dia.
Tak sampai di sana. Para hadirin kembali dibuat tertawa, lantaran dia menyapa dirinya sendiri. "Yang terhormat Ketua Umum Hanura Bapak Oesman Sapta Odang," tutur Oso.
"Maaf keceplosan. Saya juga sebagai Ketua Umum Partai Hanura," selanya yang membuat hadirin tertawa.
Terakhir, kembali terjadi, saat Oso ingin menutup pidatonya. Dia pun berkeluh kesah membaca pidato yang terbilang panjang.
"Kala itu, Oso yang hendak menyampaikan doa kepada para petani, nelayan, pedagang kaki lima, dan buruh menghentikan pidatonya lantaran kelelahan.
"Capek juga. Ini baru pidato, apalagi kerja," tandas Oso.
Advertisement
Absennya Setya Novanto
Terakhir, Usai sidang tahunan MPR RI dan sidang bersama DPR-DPD, agenda dilanjutkan dengan pembukaan Rapat Paripurna DPR RI masa sidang I tahun 2017-2018. Disinilah ada hal yang berbeda dari biasanya.
Dijadwalkan, Ketua DPR RI Setya Novanto akan membuka rapat tersebut. Namun, saat dimulai sekitar Pukul 14.15 WIB, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, justru yang membuka.
Tampak Novanto menghilang dari Gedung Nusantara di Kompleks MPR/DPR. Dia sebelumnya sempat hadir.
Novanto sempat didekati para awak media, usai sidang bersama DPR-DPD. Namun, dirinya memilih menghindar dan dikawal ketat, serta langsung meninggalkan gedung.
Fadli menuturkan, menggantikan posisi Novanto, lantaran yang bersangkutan hadir. Dia pun membenarkan, Ketua Umum Partai Golkar tersebut sempat hadir di dua sidang sebelumnya.
"Sebelum memulai rapat paripurna, perlu kami informasikan bahwa saudara Ketua DPR RI pada sidang ketiga hari ini berhalangan hadir karena kurang sehat. Tadi sudah dua kali dalam sidang, hadir," kata Fadli Zon.
Saksikan video di bawah ini: