Â
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Sukarno terkenal dengan pemikiran dan ide cemerlangnya. Dia bahkan tidak segan membantah tulisan dalam buku ketika dinilai tidak sejalan dengan pemikirannya.
Penolakan itu dituliskan di sisi kanan atau kiri buku yang dibacanya. Tulisan bisa sebuah sanggahan atau analisis atas isi buku itu.
Advertisement
Tulisan itu dapat dilihat pada pameran bertajuk "Sukarno: Besar Bersama Rakyat" di Aula Gedung III Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta. Pameran ini dibuka untuk umum mulai 22-25 Agustus 2017.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (22/8/2017), sedikitnya ada 4 buku yang ditampilkan pada pameran itu. 3 Buku di antaranya menggoreskan ide dan bantahan Sukarno terhadap buku yang dibacanya.
Tulisan yang dikomentari sebelumnya digarisbawahi Sukarno. Kemudian, dia membuat garis baru di sisi tulisan sekaligus menuliskan pandangan serta komentar tentang tulisan itu.
Buku pertama berjudul 'Britania Yang Lebih Raya, Ekspansi Inggris' karya J.R. seeley. Sukarno menuliskan catatan pada halaman 189 buku berbahasa Jerman itu.
"Nasionalisme Hindia itu ada tapi terlalu banyak spiritualitas, dan sebagai akibatnya tidak berdaya untuk melawan sikap meterialistis dan agresif dari kaum barat. Terjadi karena kekuasaan," begitu catatan yang dibuat Sukarno.
Buku lainnya yang ditampilkan adalah buku 'Asia Yang Bergejolak, Perjalanan melalui India-Tiongkok-Jepang'. Kali ini, catatan yang dibuat Sukarno sangat singkat. Tulisan ini seperti menggambarkan suasana hati Sukarno saat itu.
"Jepang menjajah saya," singkat Sukarno pada halaman 327.
Buku ketiga yang ada dalam pameran berjudul 'Kumpulan Karangan Snouck Hurgronje IV. Pada halaman 25 Sukarno menuliskan sebuah kesimpulan kecil mengenai isi buku pada halaman itu.
"Apakah Indonesia Murni Orang Islam? Lihat Juga halaman 25," tulis Sukarno.
Seluruh buku ini disimpan di dalam sebuah wadah kaca. Pengujung hanya bisa menikmati dari luas wadah kaca itu.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini: