Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan anggaran Rp 105,7 triliun untuk Kementerian Pertahanan (Kemhan) di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Dengan anggaran tersebut, Kemhan berharap dapat menambah pengadaan pesawat Sukhoi.
Dalam RAPBN 2018, anggaran Kemhan Rp 105,7 triliun. Jumlahnya turun Rp 8,5 triliun dari outlook pada 2017 yang dipatok Rp 114,2 triliun. Namun, Kemhan tetap merupakan kementerian dengan anggaran tertinggi dibanding kementerian/lembaga lain.
Menanggapi penurunan anggaran pada 2018, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Advertisement
"Sekarang kan turun, tapi nanti kalau ada duitnya lagi, ditambah," ujar Ryamizard usai membuka Peluncuran dan Bedah Buku Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Ryamizard optimistis, penurunan anggaran pada tahun depan tidak akan mengganggu kinerja maupun pengurangan program prioritas Kemhan, terutama dalam meningkatkan pertahanan dan keamanan di dalam negeri.
"Tidak (ganggu). Prioritas kita tetap untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF)," jelas dia.
Menurut dia, prioritas Kemhan pada 2018 adalah mengganti kendaraan tempur maupun alutsista yang sudah berusia tua.
"Yang sudah tua, nanti diganti seperti (pesawat tempur) F-5 diganti Sukhoi, dan lainnya," papar Ryamizard.
Jumlah Masih Kurang?
Sementara itu, pemerintah melalui Menhan dan Menteri Perdagangan Indonesia sepakat melakukan imbal beli dalam pembelian 11 pesawat Sukhoi SU-35 dengan Rusia, yakni pembelian Sukhoi dibarter dengan sejumlah komoditas nasional. Namun, menurutnya, jumlah 11 unit pesawat Sukhoi itu pun masih kurang.
"Kan harusnya kalau mau beli, satu skuadron (16 unit). Jadi itu (11 unit) masih kurang. Pelan-pelanlah ditambah lagi, tapi 11 pesawat Sukhoi itu sudah sesuai, mendekatilah jadi tidak akan mengganggu program prioritas," tutur dia.
Selain itu, kata Ryamizard, anggaran Kemhan tahun depan akan digunakan untuk meningkatkan industri pertahanan nasional dengan porsi yang lebih besar.
"Nanti kita naikkan dari 20 persen menjadi 40 persen. Kita naikkan untuk industri pertahanan supaya bisa maksimal," Menhan Ryamizard menandaskan.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement