Liputan6.com, Jakarta Asrama Haji Banda Aceh belum memiliki Poliklinik Kesehatan yang berfungsi menangani segala masalah gangguan kesehatan para jama'ah calon haji setempat.
Hal ini terungkap dalam Kunjungan Spesifik Panja Kesehatan Haji Komisi IX DPR RI ke Embarkasi Aceh yang dipimpin Ketua Komisi IX Dede Yusuf Macan Effendi, didampingi Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dan para pemangku kepentingan di Banda Aceh, Senin lalu (21/08'2017).
Baca Juga
Politisi Fraksi Partai Demokrat, mengatakan secara umum fasilitas kesehatan Asrama Haji Embarkasi Aceh sudah cukup baik, namun masih terdapat beberapa yang menjadi catatan Panja Kesehatan Haji Komisi IX dan akan kita bahas nantinya di tingkat pusat bersama dengan Pemerintah. "Semua pelayanan kesehatan berjalan baik, cuma harapan kita untuk penambahan tenaga medis, itu belum terlaksana tahun ini," kata Dede.
Advertisement
Menurutnya, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh faktor kuota jama'ah haji dengan tenaga medis. Jika ingin ditambah, maka akan mengambil kuota jama'ah, jelasnya.
"Nanti kita akan diskusikan di DPR, bahwa tenaga medis jangan mengambil kuota jama'ah, tapi diambil dari relawan. Artinya, relawan yang berangkat itu tidak naik haji," jelas Dede.
Sementara Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Banda Aceh, Nuryanto mengatakan pelayanan kesehatan haji di Aceh ini memiliki 15 dokter, 7 perawat, 6 tenaga pengendali risiko lingkungan, 10 tenaga administrasi dan sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan. Asrama haji setempat yang dijadikan Embarkasi Aceh cuma dilengkapi tempat pemeriksaan kesehatan, ambulance dan kendaraan operasional.
"Kita butuhkan ruang kesehatan yang permanen untuk embarkasi dan debarkasi, lalu ruang tunggu jamaah sebelum pemeriksaan akhir dan penambahan toilet di tempat pemeriksaan akhir," ujarnya.
Nuryanto menambahkan, dari total 4.393 jama'ah haji embarkasi Aceh termasuk petugas, yang berangkat tahun ini berusia di atas 50 tahun, sebanyak 68 persennya berisiko tinggi.
Â
Â
(*)
Â