Liputan6.com, Jakarta Kerjasama antara pemerintah dengan dunia industri dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil di dunia industri. Termasuk industri-industri terkait teknis pengelasan yang masih membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Peluang kerja di bidang teknik pengelasan masih terbuka luas. Para tenaga kerja di bidang ini dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan di dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong ketersediaan tenaga kerja bidang pengelasan yang terampil dan kompeten yang siap memasuki dunia kerja,“ kata Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi, Helmiyati Basri di Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (24/8/2017).
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan Helmiyati saat memberikan sambutan pada pembukaan “Iwatani-API/IWS Welding Contest in Indonesia 2017” Perlombaan teknik pengelasan tingkat nasional ini diselenggarakan Asosiasi Pengelasan Indonesia (API) atau Indonesian Welding Society (IWS), Iwatani Coorporation dan Iwatani Industrial Gas Indonesia (IIG) dengan peserta yang berasal dari para pekerja dari berbagai perusahaan Jepang, dan perusahaan lainnya di area JABODETABEK.
Advertisement
Kegiatan ini merupakan ajang untuk menunjukkan kemampuan para tenaga kerja Indonesia di bidang pengelasan. Kontes yang diselenggarakan di BBPLK Bekasi ini adalah penyelenggaraan kedua kalinya, setelah sebelumnya diselenggarakan pada tahun 2016.
Helmiaty mengatakan sinergi antara program pelatihan kerja yang diselenggarakan pemerintah dengan dunia industri sangat penting. Hal ini dibutuhkan agar link and match antar keduanya dapat tercapai. Sehingga, kebutuhan akan tenaga kerja kompeten dapat tercapai dengan maksimal.
“Keterlibatan swasta dalam mendukung program pelatihan kerja yang diselenggarakan pemerintah sangat penting untuk mengurangi kesenjangan pekerja terampil yang dialami Indonesia dewasa ini. Kita berharap para tenaga kerja di bidang teknik pengelasan ini kian mampu bersaing di perusahaan- perusahaan nasional dan internasional dengan kemampuan dan keahlian mumpuni yang tidak diragukan lagi kualitasnya,” paparnya.
Ditambahkan Helmiaty dengan ditunjuknya BBPLK Bekasi sebagai tuan rumah kompetisi ini diharapkan kedepannya pihak Iwatani juga dapat mensinergikan dengan program BBPLK Bekasi yang lainnya. Saat ini, BBPLK Bekasi sendiri fokus pada 2 (dua) kejuruan, yaitu elektronika dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Helmiyati juga menambahkan, keterlibatan BBPLK Bekasi dalam penyelenggaraan Iwatani-API/IWS Welding Contest In Indonesia 2017 merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mendorong peningkatan kompetensi anak bangsa.
“Indonesia saat ini kekurangan tenaga kerja terampil. Pada tahun 2030 Indonesia diprediksi akan menempati posisi ke-7 negara ekonomi terbesar di dunia dengan kebutuhan tenaga kerja terampil berkisar 113 juta. Sedangkan pada tahun 2016 Indonesia baru memiliki sekitar 57 juta tenaga kerja terampil. Hal ini berarti Indonesia harus menciptakan 4 juta tenaga kerja terampil setiap tahunnya. “ kata Helmiyati mengutip arahan Presiden Jokowi .
Untuk mempercepat peningkatan kompetensi pekerja,, Kemnaker melakukan terobosan melalui program 3R BLK (Revitalisasi, Reorientasi, dan Rebranding) di Balai Latihan Kerja. Saat ini terdapat 301 BLK di seluruh Indonesia dimmana 17 diantaranya milik pemerintah pusat, dan sisanya milik pemerintah daerah tingkat provinsi, Kabupaten/Kota.
3 Balai Latihan Kerja yaitu BBPLK Bekasi, BBPLK Serang, dan BBPLK Bandung Bekasi, dipilih sebagai pusat pengembangan program tahap pertama. BBPLK Bekasi akan dijadikan sebagai pusat pengembangan kejuruan elektronika dan teknologi informasi. BBPLK Serang ditunjuk sebagai pusat pengembangan kejuruan las dan listrik. Sementara BBPLK Bandung sebagai pusat pengembangan kejuruan manufaktur dan otomotif.
(*)