Liputan6.com, Jakarta: Serikat pekerja Bank Central Asia menggelar rapat di BCA Cabang Matraman, Jakarta, Kamis (14/3) sekitar pukul 19.00 WIB. Mereka menyikapi keputusan pemerintah memenangkan Konsorsium Faralon Indonesia (Farindo) sebagai pemenang tender divestasi saham BCA sebesar 51 persen. Satu di antara keputusan yang mungkin diambil dalam rapat itu: menggelar unjuk rasa menentang keputusan tersebut. Demikian diungkapkan Ketua Serikat Pekerja BCA Bibit Gunawan lewat telepon dalam dialog Liputan 6 petang yang dipandu Arief Suditomo dari Studio SCTV.
Menurut Bibit, jika rapat memutuskan menggelar aksi, boleh jadi gerakan itu akan bersifat moral force. Sebab, pada prinsipnya para karyawan tetap mengutamakan pelayanan nasabah. Kendati demikian, Bibit mengatakan, mereka masih akan menunggu bila Farindo akan mengelola BCA dalam jangka pendek atau panjang. "Jika pendek, kami akan bereaksi" ujar Bibit.
Bibit juga masih meragukan kemampuan Farindo mengelola BCA, termasuk janji mereka tak merasionalisasikan karyawan. Alasannya, kemampuan Farindo mengelola belum teruji, mengingat selama ini mereka hanya terlibat merestrukturisasi sejumlah bank. Sedangkan janji tak memutuskan hubungan kerja karyawan, Bibit mengakui, masih belum ada pembanding.
Sementara itu, sebagian besar karyawan Kantor Pusat BCA di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, tampaknya terpaksa menerima keputusan tersebut. Mereka tak menunjukan reaksi yang berlebihan terhadap keputusan itu. Tapi, mereka terus memantau perkembangan pengumuman itu melalui radio [baca: Farindo Memenangkan Tender Saham BCA ].
Memang, pada prinsipnya karyawan BCA tak menyetujui langkah pemerintah tersebut. Tapi, karena pemenang sudah terlanjur diumumkan, mereka terpaksa menerima kebijakan itu. Menurut karyawan bernama Ujang Subandi dan Harry Sutaryo, karyawan BCA berharap konsorsium asal Amerika Serikat itu tak merasionalisasi jumlah karyawan dan tak mengubah sistem manajemen perusahaan seperti janjinya.
Kendati demikian, para karyawan mengaku masih menunggu hasil pertemuan Serikat Pekerja BCA. Mereka bertekad akan menerima hasil pertemuan, meski harus kembali berunjuk rasa [baca: Karyawan Demo, Ratusan Kantor Cabang BCA Ditutup].(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)
Menurut Bibit, jika rapat memutuskan menggelar aksi, boleh jadi gerakan itu akan bersifat moral force. Sebab, pada prinsipnya para karyawan tetap mengutamakan pelayanan nasabah. Kendati demikian, Bibit mengatakan, mereka masih akan menunggu bila Farindo akan mengelola BCA dalam jangka pendek atau panjang. "Jika pendek, kami akan bereaksi" ujar Bibit.
Bibit juga masih meragukan kemampuan Farindo mengelola BCA, termasuk janji mereka tak merasionalisasikan karyawan. Alasannya, kemampuan Farindo mengelola belum teruji, mengingat selama ini mereka hanya terlibat merestrukturisasi sejumlah bank. Sedangkan janji tak memutuskan hubungan kerja karyawan, Bibit mengakui, masih belum ada pembanding.
Sementara itu, sebagian besar karyawan Kantor Pusat BCA di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, tampaknya terpaksa menerima keputusan tersebut. Mereka tak menunjukan reaksi yang berlebihan terhadap keputusan itu. Tapi, mereka terus memantau perkembangan pengumuman itu melalui radio [baca: Farindo Memenangkan Tender Saham BCA ].
Memang, pada prinsipnya karyawan BCA tak menyetujui langkah pemerintah tersebut. Tapi, karena pemenang sudah terlanjur diumumkan, mereka terpaksa menerima kebijakan itu. Menurut karyawan bernama Ujang Subandi dan Harry Sutaryo, karyawan BCA berharap konsorsium asal Amerika Serikat itu tak merasionalisasi jumlah karyawan dan tak mengubah sistem manajemen perusahaan seperti janjinya.
Kendati demikian, para karyawan mengaku masih menunggu hasil pertemuan Serikat Pekerja BCA. Mereka bertekad akan menerima hasil pertemuan, meski harus kembali berunjuk rasa [baca: Karyawan Demo, Ratusan Kantor Cabang BCA Ditutup].(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)