Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, keberagamaan merupakan keniscayaan bagi bangsa Indonesia. Karena keberagaman inilah yang menyatukan Indonesia jadi bangsa yang besar.
Menurut Yaqut, Indonesia didirikan seluruh komponen bangsa, berbagai agama, suku, etnis, dan kelompok, termasuk para kiai Nahdlatul Ulama (NU).
"Tidak pada tempatnya jika ada kelompok yang ingin menyeragamkan Indonesia dan menghilangkan keberagaman yang ada," ujar Yaqut di Pekanbaru seperti dilansir Antara, Minggu (27/8/2017).
Advertisement
Menurut dia, seluruh komponen bangsa turut mendirikan Indonesia. Ada Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu. Ada suku Jawa, Sunda, Batak, etnis Tionghoa, dan lainnya.
"Jadi Indonesia itu milik semua," tegas dia.
Dia menambahkan, jika kemudian ada kelompok yang merongrong persatuan, kebinekaan, dan ingin mengganti negara menjadi khilafah Islamiyah, maka sudah semestinya seluruh komponen masyarakat melawan.
Yaqut menjelaskan, saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi tiga masalah besar, yakni masalah konsensus nasional, klaim keagamaan, dan masalah mayoritas yang lebih memilih diam.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Perppu Ormas
Yakut menambahkan, dalam hal konsensus nasional, hal tersebut terlihat dari pihak yang menentang terbitnya Perppu No 2 Tahun 2017 tentang Ormas. Padahal, Perppu tersebut untuk melindungi NKRI dari kelompok radikal yang bertujuan mengganti negara.
Selanjutnya, ujar dia, masalah klaim keagamaan. Saat ini muncul kelompok mengatasnamakan Islam, memerangi pihak yang tidak sama dengan mereka.
"Seakan-akan yang tidak seperti mereka bukan Islam dan harus diperangi, dan nonmuslim dibilang kafir. Klaim keagamaan yang sesat ini bisa menjadi ancaman keberagaman NKRI," kata Gus Yaqut.
Ia berharap masyarakat jangan diam lagi menghadapi persoalan bangsa, khususnya menghadapi kelompok-kelompok radikal dan intoleran.
"Jumlah kita ini besar dibanding mereka. Ayo, jangan takut, bersama kita hadapi mereka. Apalagi mereka tidak punya jejak sejarah dalam mendirikan negara ini," tegas Gus Yaqut.
Advertisement