Liputan6.com, Jakarta - Jasriadi, pria yang disebut-sebut sebagai ketua sindikat Saracen, rupanya adalah mantan simpatisan calon yang gagal pada Pilpres 2014. Berawal dari simpatisan tersebut, Jasriadi mengaku, mereka saling kenal hingga terjalin pertemanan.
"Perkenalan kita di medsos, waktu itu kan ada Pilpres 2014, kebetulan kita simpatisan salah satu calon yang gagal, ya," ujar dia dalam wawancara khusus bersama Liputan6.com, baru-baru ini.
"Nah, di situ kita kenal dengan yang seide, dan dari situ setiap yang seide ya kita kenal," dia melanjutkan.
Advertisement
Kendati, Jasriadi menyebutkan, pertemanan tersebut tidak terjalin kuat. Karena itu, dia mengklaim hanya sebatas perkawanan di media sosial.
"Enggak juga. Karena kita sebatas pertemanan medsos," ucap dia.
Meski hanya pertemanan di media sosial, Jasriadi mengaku pernah kopi darat alias bertemu pada 2016.
"Waktu itu 2016 ada teman saya ngajak kopdar namanya AS, pas momen silaturahmi akbar di situ juga kebetulan kita kopdar bareng. Sebatas itu, setelah itu lupa lagi," kata dia.
Menurut Jasriadi, pertemuan besar-besaran itu terjadi saat Pilkada DKI Jakarta. Namun, dia mengaku lupa siapa saja yang hadir pada kesempatan itu.
"Itu pertemuannya saya enggak tahu persis yang silaturahmi akbar, di situ ada ceramah cara memilih pemimpin. Tapi saya lebih detailnya lupa, karena lama ya, dan itu keluar di media ya, itu sekitar bulan enam atau tujuh gitu. Itu juga tak ada sangkut pautnya dengan Saracen," ujar Jasriadi.
Jokowi Minta Usut Tuntas
Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan Kapolri Tito Karnavian, untuk mengusut tuntas sindikat Saracen. Sindikat ini diduga menyebarkan ujaran kebencian di media sosial.
Jokowi mengungkapkan, tidak sekadar mengusut sindikatnya, dirinya juga meminta Kapolri menelurusi siapa saja yang menggunakan jasa sindikat Saracen ini untuk kepentingannya.
"Saya sudah perintahkan kepada Kapolri untuk diusut tuntas. Bukan hanya Saracen-nya saja, tetapi siapa yang pesen. Siapa yang bayar, harus diusut tuntas," ujar dia di Silang Monas, Jakarta, Minggu, 27 Agustus 2017.
Selain itu, Jokowi meminta mantan Kapolda Papua tersebut untuk menelusuri keterlibatan jenderal dalam sindikat tersebut. Menurut dia, masalah ini bukan soal saja soal siapa yang ada di dalam Saracen, tetapi juga siapa yang menggunakan jasanya.
Sindikat Saracen diduga menyebarkan hate speech atau ujaran kebencian melalui media sosial. Bahkan, sindikat ini memasang tarif bagi pemesan yang akan menyebarkan ujaran kebencian.
Polisi menetapkan tiga tersangka dalam kasus Saracen, yakni Jasriadi yang berperan sebagai ketua sindikat.
Kemudian MFT yang berperan sebagai koordinator media dan Informasi, serta Sri Rahayu Ningsih alias SRN yang berperan sebagai koordinator wilayah.
Polisi masih mencari tersangka lain dalam kasus ini. Polisi juga memburu pihak-pihak yang pernah memesan konten terlarang ini di Saracen.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement