Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah anggota Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) sowan ke kediaman Presiden ke-3 RI BJ Habibie. Para kader muda Partai Golkar itu ingin mengadu dan berdiskusi mengenai kondisi terkini partai berlambang pohon beringin tersebut.
Ketua GMPG Ahmad Doli Kurnia mengatakan, pertemuan tersebut merupakan konsolidasi terkait 'Gerakan Golkar Bersih' yang dicanangkan GMPG. Menurut dia, kemerosotan elektabilitas Golkar saat ini tak lepas dari status tersangka ketuanya, Setya Novanto atau Setnov dalam kasus korupsi pengadaan E-KTP.
Baca Juga
"Itu yang kami sampaikan, dan kemudian dijawab Pak Habibie, 'kalian harus belajar dari kesalahan-kesalahan pendahulu kalian, sehingga masa depan Partai Golkar masih bisa diselamatkan," ujar Doli di kediaman Habibie, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Senin (28/8/2017).
Advertisement
Sebagai Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Habibie, kata dia, berharap agar ada perubahan besar di tubuh partai. Doli juga mengklaim bahwa Habibie meminta agar GMPG menyiapkan diri terhadap perubahan yang nanti bakal terjadi di Partai Golkar.
"Kami diminta menyiapkan apa-apa yang selama ini tidak baik, termasuk penataan organisasi, bicara soal perubahan AD-ART partai, keputusan-keputusan partai dan seterusnya," ucap dia.
Habibie, lanjut dia, terus memantau kondisi terkini Partai Golkar. Habibie ingin agar Golkar bangkit dari keterpurukan. Dia juga ingin agar salah satu partai tertua di Indonesia itu kembali bisa diterima di hati rakyat.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Rebut Hati Rakyat
"Dan indikasinya adalah bagaimana nanti 2019 Golkar menjadi partai pemenang, itu pesan ke kita dari Pak Habibie, bahwa kalian harus berjuang memenangkan hati rakyat," tandas Doli.
Pertemuan antara kader muda Partai Golkar dan BJ Habibie di kediamannya ini berlangsung tertutup. Presiden ke-3 RI itu juga tidak menemui awak media dan hanya menitipkan pesan melalui sejumlah anggota GMPG yang mendatangi rumahnya.
Sebelumnya, GMPG juga telah menyambangi kediaman sejumlah sesepuh Partai Golkar, antara lain Akbar Tandjung dan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto. Mereka juga membahas mengenai kondisi terkini Partai Golkar terutama setelah Setnov menjadi tersangka kasus dugaan korupsi E-KTP.
Advertisement