Sukses

Detik-Detik Hujan Misterius Mengguyur Rumah di Tebet

Tak ada tanda-tanda air akan turun dari langit sore itu. Namun, hujan misterius tiba-tiba mengguyur hanya satu rumah di kawasan Tebet.

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada tanda-tanda air akan turun dari langit sore itu. Namun, hujan misterius mengguyur sebuah rumah di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Hanya satu rumah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika pun tidak bisa menjelaskan secara ilmiah soal hujan ini.

Bagaimana awal mula hujan misterius itu terjadi?

Sang pemilik rumah, Ahmad Muzakkir (40), mengatakan hujan mengguyur rumahnya di Jalan Tebet Barat Dalam 1, Nomor 18, Jakarta Selatan, pukul 17.30 WIB, Sabtu 26 Agustus 2017.

Saat itu, dia sedang bermain catur bersama teman di salah satu bagian rumahnya. Namun, sudut rumah itu tidak hujan. Oleh karena itu, dia heran ketika keponakan dan anak-anak lain yang sedang bermain di depan rumahnya berteriak, "Hujan...! hujan...! Mandi hujan...! Mandi hujan...!" ujar Muzakkir saat ditemui Liputan6.com di rumahnya, Selasa 29 Agustus 2017.

Awalnya Muzakkir tidak menyadari kalau hanya rumahnya yang diguyur hujan. Saat itu, dia tengah main catur dan banyak anak yang bermain di depan rumahnya. Hingga kemudian anak-anak itu berteriak hujan.

"Saya buka pagar ternyata hujan di samping rumah, persis depan kamar saya. Cuma separuh rumah hujannya. Separuh ke rumah saya, separuh lagi jalan," kata Muzakkir.

Dia sempat mengira hujan misterius hanya berlangsung sebentar. Tak disangka, hujan terus berlangsung sampai hampir tengah malam.

"Saya pikir kejadian langka ini cuma 10 menit. Ternyata setelah Magrib, setelah Isya, saya keluar (rumah) lagi banyak yang ramai nonton. Kurang lebih enam jam kejadiannya, dari jam setengah 6 sore sampai jam setengah 12 malam," ucap Muzakkir.

Hujan misterius itu langsung menarik perhatian banyak orang di sekitar rumahnya. Tak sedikit tetangga yang datang karena penasaran ingin melihat peristiwa tersebut secara langsung.

"Adik (saya) juga merekam kejadiannya. Dia sempat kasih tahu ke teman-temannya. Banyak yang penasaran juga. Tetangga juga merekam, kirim ke Instagram dan lain-lain," kata Muzakkir.

Bahkan ada tetangga yang sampai menumpang mandi hingga menampung air hujan tersebut.

Saksikan video berikut ini:

2 dari 2 halaman

BMKG Tak Bisa Jelaskan

BMKG menyebut hal tersebut sebagai fenomena yang langka. Namun, mereka tidak bisa menjelaskan secara ilmiah kejadian tersebut.

"Dari ranah keilmuan meteorologi, kemungkinan itu agak sulit diterima. Bener-bener di luar teori atau dari keilmuan meteorologi kalau hujan hanya satu rumah dan durasi lama," ujar Kasubid Analisa Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi, saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Dia juga mengungkap, ketika itu, BMKG tidak terdeteksi adanya awan di langit Jakarta yang bisa menyebabkan hujan, khususnya di kawasan rumah tersebut.

"Kalau dari BMKG, pertama kita lihat dari alat yang pakai radar gitu. Memang tidak terdeteksi ada awan di seputaran Jakarta waktu malam itu. Itu awal datangnya hujan dari mana, dari alat kita juga enggak terpantau ada awan di atas Jakarta," kata Adi.

Kalaupun memang ada hujan lokal, ucap dia, secara logika dan keilmuan tidak hanya terjadi di satu rumah dan durasinya pun tidak terlalu lama sampai enam jam, seperti yang terjadi di rumah kawasan Tebet tersebut.

"Kalau ada hujan yang khusus untuk satu rumah itu, secara teoritis memang agak susah diterima. Kalaupun ada hujan-hujan yang kecil di daerah yang sempit, namanya rain shadow atau bayangan hujan, tapi kalaupun ada bayangan hujan artinya ada empasan hujan," tutur Adi.

Namun, jika pun ada empasan hujan, seharusnya ada hujan di wilayah sekitar. Misalkan, kata dia, di Bogor. Jakarta bisa terkena empasannya.

"Tapi empasan itu enggak bisa terjadi lama. Paling satu dua jam. Kalau yang di berita itu hujannya lama kan tuh, enam jam. Makanya dari segi teori keilmuan dan teknologi, agak sulit dibuktikan dari mana asalnya," kata Adi.

Terlebih lagi, Indonesia sedang berada dalam puncak musim kemarau. Kalaupun ada hujan, tidak akan terjadi seperti di Tebet.

"Apalagi Agustus-September ini lagi puncak-puncaknya musim kemarau di Jakarta atau Jawa ya. Jadi kalaupun ada hujan ya hujan singkat paling sekitar 5-10 menit. Memang deras dan sempit waktunya," ucap Adi.