Liputan6.com, Jakarta - Brokington Sianturi, pria yang diamankan karena bugil di Istana Merdeka, dinyatakan positif mengonsumsi sabu. Kenekatannya yang di luar nalar itu diduga kuat akibat efek penyalahgunaan narkoba.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Suyudi Aryo Seto menyatakan, Brokington tidak gila. Dia hanya mengalami depresi. Namun, saat kejiwaannya labil, Brokington justru lari ke narkoba.
Baca Juga
"Makanya antara pikiran dan narkoba, dia kehilangan kesadaran, dan halusinasi," ujar Suyudi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Advertisement
Belajar dari kasus tersebut, Suyudi kembali mengingatkan kepada masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba. Menurut dia, narkoba dapat merusak akal manusia dan memberikan efek yang tak terduga-duga.
"Ini pesan penting untuk generasi muda, jauhilah narkoba, karena narkoba bisa membuat orang kehilangan kesadaran, kontrol, bisa membunuh orang, bisa memerkosa orang, bisa buka baju seperti kemarin," kata Suyudi.
Polisi yakin, Brokington dan keluarganya pasti malu atas aksi bugil di luar kesadarannya itu. Apalagi aksinya di sekitar Istana yang tentu menjadi perhatian publik se-Indonesia.
"Kalau kejadian kemarin kan yang malu, tidak hanya dia. Kita pun yang nonton ikut risih," tandas Suyudi.
Saksikan video berikut ini:
Dikira Gereja Katedral
Sebelumnya, Brokington diamankan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di pagar Istana Merdeka dalam kondisi tanpa busana alias bugil, Senin, 28 Agustus 2017 pagi. Pria 33 tahun itu diduga hendak merangsek masuk ke Istana.
Brokington kemudian diserahkan ke Mapolsek Metro Gambir. Setelah diperiksa, aksi nekat itu diduga dipicu kondisi Brokington yang tengah depresi. Apalagi belakangan Brokington diketahui mengonsumsi narkoba jenis sabu sebelum beraksi bugil.
Tak ayal, kenekatan Brokington Sianturi alias BS di depan Istana Merdeka menjadi sorotan publik. Namun ternyata, bukan Istana Merdeka tujuan Brokington kala itu. Pria yang tengah depresi dan di bawah pengaruh narkoba itu berniat ke Gereja Katedral, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
"Dia ingin menikah di gereja itu. Mungkin karena dalam keadaan mabok ya, akhirnya sampainya bukan ke Katedral, tapi di Istana," ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Suyudi Aryo Seto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (30/8/2017).
Advertisement