Liputan6.com, Jakarta Enam posko pemantauan penumpang masa perjalanan mudik Idul Adha didirikan PT Kereta Api Daerah Operasi 2 Bandung. Posko pemantauan itu berada di Stasiun Purwakarta, Bandung, Cicalengka, Kiaracondong, Padalarang, dan Cimahi.
Menurut juru bicara PT Kereta Api Daerah Operasi 2 Bandung, Joni Martinus, pada masa puncak mudik Idul Adha dan liburan panjang kali ini, tempat duduk yang telah dipesan calon penumpang seluruhnya mencapai 100 persen.
Baca Juga
"Untuk mengantisipasi dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, kami menambah satu kereta pada rangkaian KA Turangga dan Harina. Kami juga memperpanjang masa berlaku perjalanan kereta api tambahan Argo Parahyangan gerbong premium sampai bulan September," kata Joni Martinus kepada Liputan6.com, di Bandung, Kamis, 31 Agustus 2017.
Advertisement
Joni Martinus mengatakan, kereta api maupun kereta tambahan premium tersebut, rata-rata memiliki kapasitas angkut 700 penumpang.
Dia menambahkan, berdasarkan data penjualan tiket kereta api ekonomi jarak jauh dari Stasiun Kiaracondong, Bandung, ke berbagai jurusan di Pulau Jawa, keberangkatan pada 31 Agustus-3 September 2017 sudah mencapai 95 persen. Sementara itu, kereta api komersial kelas bisnis dan eksekutif mencapai 85 persen.
PT Kereta Api Daerah Operasi 2 Bandung menyatakan data penjualan tiket kereta pada masa perjalanan mudik Idul Adha bersamaan dengan liburan panjang diperkirakan akan terus naik.
Persiapan Mudik
Kementerian Perhubungan bersama instansi terkait sudah melakukan serangkaian persiapan menghadapi arus mudik.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sedikitnya ada empat titik yang menjadi fokus penanganan arus mudik. Empat titik ini merupakan poin kepadatan masyarakat selama mudik Idul Adha.
"Satu di Cipali, kedua di Merak, ketiga di Surabaya di beberapa tempat itu. Tapi secara khusus memang satu lagi di Soekarno-Hatta. Yang paling kami konsentrasikan adalah di Cipali," kata Budi Karya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Beberapa manajemen dan rekayasa lalu lintas telah disiapkan. Kendaraan berat juga dilarang melintas sejak H-1. Kendaraan dengan sumbu 3 atau lebih sudah tidak diizinkan melintas.
Petugas gabungan juga sudah bersiaga di sepanjang jalur mudik. Posko-posko mudik juga sudah dibangun. Kehadiran posko ini memudahkan petugas dalam mengantisipasi kepadatan yang terjadi di jalur mudik.
"Jadi suatu waktu terjadi overloaded kita akan buat langkah-langkah seperti pembatasan seperti membuat jalur baru, mengarahkan pada tol yang lain atau jalur yang lain," jelas dia.
Petugas siaga tidak hanya yang berada di lapangan. Para pejabat setingkat eselon I dan II juga akan berada di titik tertentu untuk memantau langsung pelaksanaan pengamanan arus mudik Idul Adha.
"Sewaktu-waktu saya rencananya juga akan ke daerah-daerah tersebut," pungkas Budi Karya.
Advertisement