Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian masih menyelidiki kasus penyiraman air keras penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Termasuk, memburu pelaku yang hingga kini belum tertangkap.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, pihaknya telah memeriksa saksi-saksi, terkait dugaan sidik jari pelaku yang hilang di barang bukti cangkir. Termasuk, dari Indonesian Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS).
"Sudah memeriksa saksi dari INAFIS, yang dia mengambil mug yang itu. Kita juga memeriksa saksi juga yang pertama kali mengambil mug itu di jalan," kata Argo di Polda Metro, Jakarta, Jumat (1/9/2017).
Advertisement
"Kita mencari, kita menanyakan, memeriksa atau cara mengambilnya. Itu kita tanyakan semua," dia melanjutkan.
Argo menuturkan, penyidik juga telah menanyakan kepada saksi alasan menggunakan kain, saat mengamankan barang bukti tersebut.
"Dia menggunakan kain, ya kemudian diletakkan di atas mug, kemudian diletakkan di teras. Kenapa dia melakukan seperti itu? Nah, katanya biar tidak semua orang memegang itu," kata dia.
Saksikan video menarik berikut ini:
Sidik Jari Hilang
Argo sebelumnya membenarkan hilangnya sidik jari pada cangkir yang digunakan pelaku, untuk menyiram air keras ke penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Kata Argo, saat saksi berusaha mengamankan cangkir itu, memang tidak ada yang mengawasi. Sehingga, saksi tersebut menggunakan kain untuk mengamankan barang bukti.
"Pengamanan untuk mug (cangkir) itu oleh saksi agar masyarakat tidak melihat atau melintas. Mug tersebut kemudian ditaruh di teras untuk diamankan," ucap Argo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu 23 Agustus 2017.
Karena tanpa pengawasan itu, kata Argo, besar kemungkinan sidik jari pelaku yang ada di cangkir itu tidak ditemukan ketika diteliti tim forensik.
"Iya (sidik jari) hilang," tegas Argo.
Argo juga menjelaskan, H2SO4 itu merupakan bahan kimia yang dapat melepuhkan kulit dan akan terlihat berlubang jika terkena pakaian seperti celana jeans. Sehingga menyentuhnya tidak mungkin menggunakan tangan kosong.
"Kita ada beberapa kemungkinan, bisa pakai sarung tangan, tapi ini semua masih bagian dari penyidikan dari pihak penyidik," Argo menandaskan.
Penyidik senior KPK Novel Baswedan diserang pria tak dikenal usai salat subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017. Akibat penyerangan itu, kedua matanya terluka dan harus menjalani perawatan intensif di Singapura hingga kini.
Advertisement