Sukses

Aksi Bela Rohingya Digelar di Depan Kantor Dubes Myanmar

Sejumlah elemen masyarakat pembela kemanusiaan Rohingya menggelar unjuk rasa di depan Kedubes Myanmar.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah elemen masyarakat pembela kemanusiaan yang tergabung dalam Masyarakat Profesional Bagi Kemanusiaan Rohingya, menggelar unjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar untuk Indonesia di Jalan H Agus Salim, Jakarta Pusat.

Pantuan Liputan6.com, Sabtu (2/9/2017), sejumlah tokoh hadir pada aksi itu. Seperti politikus Golkar Fahmi Idris dan politikus PAN Teguh Juwarno. Ada pula Andi Sinulingga dari Golkar sebagai koordinator.

Sementara itu, jalan di sekitar kedubes, tempat terlaksananya aksi sejak pukul 10.00 WIB, tidak ditutup.

Sempat terjadi ketegangan, antara peserta aksi dengan aparat polisian yang menjaga. Pasalnya, sebagian peserta meminta untuk menempelkan poster-poster aksi kekerasan di Rohingya.

"Tidak boleh-tidak boleh, main nempel-nempel itu tidak boleh dilakukan," kata Kapolsek Menteng AKBP Ronald Purba.

Dia menegaskan aksi tersebut tidak menggunakan izin. Tapi memang sudah ada pemberitahuan.

"Ini tak ada izin. Tapi memang ada pemberitahuannya. Karenanya pengamanan yang kita lakukan hanya 60 orang anggota saja," tegas Ronald.

Aksi untuk Rohingya itu pun tetap dilanjutkan. Kondisi jalan terpantau lancar.

Saksikan video berikut ini:

Pembantaian Rohingya

Pada 1 September 2017, umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Idul Adha. Sejatinya, dirayakan dengan penuh suka cita. Namun, tidak bagi 26 perempuan dan anak-anak Rohingya. Mereka justru tewas tenggelam ketika mencoba kabur melalui pantai barat Myanmar.

Dari keterangan Komandan Pasukan Perbatasan Bangladesh Letnan Kolonel Ariful Islam ada sekitar tiga kapal yang membawa warga Rohingya yang tenggelam di Teluk Belangga.

Seluruh jenazah telah ditemukan. Korban tewas terdiri dari 15 anak-anak dan 11 perempuan. Diduga kapal itu tenggelam pada Kamis, 31 Agustus 2017, namun baru ditemukan keesokan harinya.

Hingga kini, belum bisa dipastikan warga Rohingya tersebut berencana kabur ke mana.

Kelompok Rohingya kembali mendapat sorotan dunia, usai pertempuran mereka melawan militer di Negara Bagian Rakhine menyebabkan 100 orang terbunuh.

Peristiwa itu, membuat sentimen anti-Rohingya meningkat di Myanmar. Aparat keamanan dan beberapa kelompok masyarakat menggunakan kekerasan demi mengusir etnis minoritas tersebuut.

Salah satu kericuhan besar terjadi di Desa Chut Pyin. Sebanyak lebih dari 200 warga Rohingya tewas dalam peristiwa tersebut.