Liputan6.com, Jakarta - Idul Adha adalah hari yang sangat spesial bagi seluruh kaum muslim. Namun demikian tidak semua muslim bisa merayakan dengan keluarga tercintanya. Seperti mereka yang sedang bertugas karena kewajiban membantu masyarakat, melancarkan, dan mengamankan warga dalam merayakan Idul Adha.
Hal ini juga dirasakan oleh Iptu (Inspekstur Satu) Bhayu Wijatmoko, salah satu anggota Polri yang mendapatkan kepercayaan dari pimpinan untuk menjalankan tugas kemanusiaan yang tergabung dalam misi UNMISS (United Nation Mission in Republic of South Sudan) di Malakal, Sudan Selatan.
Baca Juga
Bhayu mengatakan, bertugas di wilayah yang dilanda konflik merupakan hal biasa baginya. Namun, merayakan Idul Adha dengan rakyat Sudan Selatan tahun ini sangat berkesan.
Advertisement
Sebab, Bhayu yang memulai karier di satuan Brigade Mobile SatBrimob Polda DIY sejak 1997, jauh dari keluarga dan hidup prihatin. Tapi, ia bersama anggota IPO (Individual Police Officer) Polri lainnya mengumpulkan uang untuk berkurban bagi rakyat Sudan Selatan.
"Enam anggota Polri dan seorang polisi dari Turki sepakat membeli 8 ekor sapi untuk disumbangkan kepada kaum muslim di Sudan Selatan yang hidup di tenda-tenda pengungsian," ujar Bhayu dalam pesan yang dikirim ke Liputan6.com, Sabtu 2 September 2017.
Menurut Bhayu, kaum muslim yang hidup di pengungsian oleh PBB dikenal sebagai role model karena kebersahajaan, keramahan, dan kejujurannya. Walaupun mereka sebagai kaum minoritas, namun mereka selalu diterima dan dijadikan pemimpin oleh masyarakat di pengungsian.
"Dan apabila mereka diberi kepercayaan, mereka akan membawa amanah tersebut sampai benar-benar terselesaikan dan tidak akan menyelewengkan sedikit pun kepercayaan yang sudah diamanahkan," ujar dia.
Syeikh Ahmed Adiang Dak
Hal lainnya yang berkesan, kata Bhayu, Muslim yang ada di pengungsian tidak berpikir dari golongan apa. Itu terlihat saat Bhayu datang dan disambut dengan senyum ikhlas dan tangan terbuka. Ketulusan hati dan kedamaian, lanjut Bhayu, sungguh tercurah dari wajah wajah mereka.
"Tidak ada tatapan ataupun tutur kata curiga ketika kita datang kepada mereka," ujar dia.
Salah satu contohnya adalah Syeikh Ahmed Adiang Dak yang dikenal sebagai tokoh masyarakat setempat. Tokoh ini selalu dilibatkan dalam pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat pengungsi.
"Kepadanya lah anggota IPO Polri mempercayakan sapi-sapi untuk dipelihara dan dipersiapkan untuk Idul Qurban," ujar Bhayu.
Ia menyatakan, Ahmed Adiang Dak sangat terkesan dengan kehadiran anggota Polri yang bertugas di Malakal. Tokoh yang disegani ini juga menyimpan kekaguman terhadap Indonesia, yang penduduknya merupakan muslim terbesar di Dunia.
Ahmed juga sangat mengidamkan kedamaian bersemayam di Sudan Selatan seperti yang terjadi di Indonesia.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Advertisement