Sukses

Polisi Periksa 6 Saksi terkait Bom Molotov di Kedubes Myanmar

Kepolisian tengah menyelidiki motif pelemparan bom molotov ini, apakah terkait tragedi pembantaian etnis Tionghoa di Myanmar.

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mencari alat bukti tambahan, terkait pelemparan bom molotov di Kedubes Myanmar. Polisi memeriksa enam saksi dan CCTV.

"Kita belum tahu persis, apakah pelaku gunakan mobil atau tidak. Semua informasi kita terima, ya. Kita kembangkan di situ," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (3/9/2017).

Argo juga sebelumnya menyebutkan, kepolisian meningkatkan pengamanan di sekitar gedung Kedubes Myanmar, pascapelemparan bom molotov. Tidak tertutup kemungkinan kasus ini berbuntut panjang.

Argo menambahkan, kepolisian juga tengah menyelidiki motif pelemparan bom molotov ini, apakah terkait tragedi pembantaian etnis Rohingya di Myanmar.

"Tentunya itu pasti menjadi bahan analisa kepolisian, apakah ada kaitannya dengan kasus di Rohingya di sana," Argo menandaskan.

Orang tak dikenal melempar bom molotov di gedung Kedutaan Besar Myanmar, Jalan Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, 3 September 2017 dini hari.

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tragedi Rohingya

Lebih dari 100 etnis Rohingya baru-baru ini tewas, setelah mendapat kekerasan dari militer Myanmar. Permukiman mereka di Rakhine dibakar, bahkan tidak sedikit dari kaum perempuan mendapat kekerasan seksual.

Pemerintah RI juga terus mendesak Pemerintah Myanmar untuk segera mengembalikan situasi keamanan, menghindari penggunaan kekerasan, memberikan perlindungan, serta memberikan akses bantuan kemanusiaan.

Pemerintah RI juga mendukung dilaksanakannya rekomendasi laporan mantan Sekjen PBB Kofi Annan, untuk mengatasi situasi tersebut.

"Indonesia siap proaktif untuk ikut membantu penyelesaian masalah Muslim Rohingya di Myanmar," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di Mekah, Arab Saudi, Sabtu, 2 Sepetember 2017.

Sejumlah pihak juga sudah dihubungi Menlu Retno Marsudi, antara lain: Sekjen PBB Antonio Guteres dan beberapa Menteri Luar Negari negara sahabat untuk mengatasai tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.