Sukses

Biksu Benny: Krisis Rohingya, Para Biksu di Indonesia Menangis

Biksu Benny menginginkan adanya penyelidikan permasalahan konflik di Rohingya, Myanmar tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Biksu Dutavira Mahasthavira atau biasa dipanggil Biksu Benny mengatakan kebiksuan seseorang otomatis gugur jika ikut campur dalam masalah seperti halnya konflik Rohingya di Myanmar. Kata dia, hal itu sudah berdasarkan ayat di kitab suci.

"Seorang biksu ikut campur urusan begini, pembunuhan, pengusiran, itu kebiksuannya otomatis gugur. Karena melanggar akidah," ucap Benny di Jakarta Barat, Minggu (3/9/3/2019).

Benny menjelaskan, aliran Buddhis di Indonesia berbeda dengan di Myanmar. Meskipun secara akidah kebiksuannya sama. Kata dia, seseorang dapat menjadi biksu melalui sebuah proses upacara.

"Saya pribadi rekan-rekan para biksu bukan hanya prihatin saja bahkan menangis. Kenapa bisa terjadi begini di dalam negara yang mayoritasnya Buddhis," papar dia.

Benny juga menginginkan adanya penyelidikan permasalahan akan konflik itu. Tak hanya itu, dia juga mengharapkan umat Buddha dapat melakukan bantuan dalam bentuk nyata sebagai rasa keprihatinan.

"Mengirim bantuan kemanusiaan langsung ke Myanmar, saya kita info perlu disampaikan dan prihatin terjadinya masalah kemanusiaan itu," jelas Benny.

Sedangkan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengajak para tokoh agama untuk melakukan beberapa hal dalam menghadapi konflik Rohingya di Myanmar. Salah satunya yakni menekan pemerintah Myanmar untuk menghentikan segala bentuk kekerasan.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Hentikan Kekerasan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyesalkan dan mengecam keras Pemerintah Myanmar. Ia menegaskan kekerasan pada etnis Rohingya di Rakhine tidak boleh berlanjut.

Presiden juga mendesak Pemerintah Myanmar melindungi semua warganya, termasuk Muslim Rohingya di sana.

"Kekerasan, krisis kemanusian ini harus segera dihentikan," kata Jokowi dalam pernyataan pers di Istana Negara, Jakarta, Minggu malam (3/9/2017).

Jokowi memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, pergi ke Dhaka, Ibu Kota Banglades, untuk mempersiapkan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bagi pengungsi Rohingya di negara tersebut.

"Kita harapkan dalam minggu ini kita akan mengirim lagi bantuan makanan dan obat-obatan," kata dia.

Menurut Jokowi, selama ini pemerintah Indonesia tidak diam. Ia menegaskan pemerintah RI telah memberikan bantuan makanan dan obat-obatan pada Januari dan Februari, totalnya mencapai 10 kontainer.

Jokowi menambahkan, Indonesia juga sudah mendirikan sekolah di wilayah Rakhine, Myanmar. Oktober nanti sebuah rumah sakit pun akan dibangun di sana.