Sukses

Polisi Sempat Kesulitan Cari Pelempar Petasan Suporter Timnas

Adrian ditangkap ditangkap di rumahnya, Bekasi Timur Regency, RT 06 RW 13, Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, Senin 4 September.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menangkap Adrian Rico Palupi (25), pelempar petasan yang menyebabkan Catur Juliantono meninggal saat pertandingan sepakbola antara Timnas Indonesia melawan Fiji, di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu 2 September lalu.

Adrian ditangkap ditangkap di rumahnya, Bekasi Timur Regency, RT 06 RW 13, Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, pada Senin 4 September dini hari, atau dua hari usai peristiwa tersebut.

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombespol Hero Henrianto Bachtiar mengatakan, kasus ini berhasil diungkap berkat peran masyarakat yang mem-posting video di jejaring sosial dan keterangan perkumpulan suporter beberapa klub di Indonesia.

Namun, kata Hero, dalam video amatir yang didapat itu, wajah para suporter terlihat mirip dan nyaris serupa. Sehingga, menyulitkan penyelidikan.

"Memang sedikit sulit. Karena mayoritas berpakaian Timnas," kata Hero di Bekasi, Senin 4 September 2017.

Namun, polisi akhirnya mendapatkan petunjuk untuk mengungkap pelaku. Adrian Rico Palupi diketahui tidak mengenakan pakaian warna merah, layaknya warna kebanggaan seragam kandang Timnas Garuda.

"Saat itu, dia memakai kaos hitam dan memakai kacamata. Tidak memakai kostum seragam Timnas," jelasnya.

Petunjuk tersebut, kata Hero, didapat berkat kesaksian para kelompok suporter yang berada di tribun timur lapangan tersebut. Sebab, saat kejadian, Adrian sempat menyalakan api hand flare yang membuat kelompok suporter lain geram. Api itu menghalangi pandangan mata para penonton.

"Setelah memeriksa sejumlah saksi dan olah TKP, mengerucut pada tersangka," jelas Hero. 

Saksikan video menarik di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Rocket Flare

Ulah Adrian tidak berhenti di situ. Pemuda pengangguran itu malah menyalakan kembang api jenis rocket flare, yang akhirnya terbang dan mengenai korban di tribun timur. Dia adalah Catur Yuliantono, yang juga pendukung Timnas Indonesia.

Kembang api ini tidak sesuai arah, lantaran tersangka sendiri masih awam dan amatir. Ia disebut tak mengetahui cara yang baik untuk menerbangkan alat yang sejatinya ditujukan untuk pertolongan ketika berada di laut tersebut.

"Niatnya dia ingin mengarahkan flare ke arah lapangan. Namun belum sempat diarahkan, flare tersebut sudah melesat di luar kendali yang bersangkutan dan akhirnya mengenai salah satu penonton di tribun timur. Ya, dia sering nonton bola. Namun, baru kali ini, dia membeli itu (kembang api)," pungkas Kapolres Hero Henrianto.