Sukses

Ketua DPR: Tragedi Rohingya Bukan Masalah Agama

Sebagai bagian dari komunitas internasional, menurut Novanto, Indonesia telah menunjukkan kepedulian terhadap Rohingya.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Setya Novanto menyampaikan rasa duka mendalam atas tragedi muslim Rohingya di Myanmar. Dia menilai, dunia perlu berduka atas tragedi kemanusiaan di Rakhine ini.

Novanto menyebutkan, pembantaian militer Myanmar pada etnis Rohingya sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan masalah agama. "Tragedi ini tidak ada sangkut pautnya dengan masalah agama, melainkan murni konflik multidimensi," kata Novanto di Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Menurut Novanto, Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) 1997-2006 yang kini menjabat Komisi Penasihat Khusus untuk Rakhine, Kofi Annan, menggambarkan Rakhine sebagai wilayah termiskin di Myanmar.

"Selama bertahun-tahun mencapai puncak krisis di bidang pembangunan, HAM, dan keamanan," lanjut dia.

Sebagai bagian dari komunitas internasional, menurut Novanto, Indonesia telah menunjukkan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan komitmen menjaga perdamaian dunia.

Dia pun mengapresiasi langkah cepat Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dengan mengirim Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi ke Myanmar, untuk membahas krisis Rohingya dengan para pejabat terkait di Myanmar.

"Saya mendukung langkah diplomasi pemerintah, DPR RI melalui peran diplomasi Parlemen juga tidak tinggal diam. DPR RI akan membawa tragedi kemanusiaan Rohingya ke dalam World Parliamentary Forum, yang diselenggarakan pada 6-7 September di Bali," kata dia.

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Resolusi World Parliamentary Forum

Novanto berharap ada resolusi bersama dari berbagai negara peserta sidang World Parliamentary Forum, untuk mengutuk dan mendesak pemerintah Myanmar tak menutup mata pada krisis kemanusiaan ini.

"Bahkan, tak menutup kemungkinan DPR RI juga akan membawa masalah ini ke dalam ASEAN Inter Parliamentary Assembly (Majelis Parlemen ASEAN)," kata dia.

Menurut Novanto, Dewan Keamanan PBB juga sudah menunjuk Jaksa Agung RI 1999-2001 Marzuki Darusman menjadi Ketua Tim Pencari Fakta PBB untuk Myanmar.

"Rekomendasi dari tim ini akan diserahkan ke Dewan HAM PBB, untuk selanjutnya menjadi bahan masukan bagi PBB dalam mengambil sikap maupun keputusan," ujar dia.

Sehingga, Novanto menegaskan, tidak benar jika ada anggapan dari berbagai pihak yang menyatakan Indonesia abai terhadap tragedi kemanusiaan Rohingnya.

Justru, kata Novanto, Indonesia sudah berada di depan. Karena, di saat berbagai negara menolak pengungsi Rohingnya, pemerintah RI justru menyambutnya dengan tangan terbuka.

"Sejak Januari 2017, pemerintah Indonesia telah mengirim 10 kontainer bantuan makanan, obat-obatan dan membangun sekolah. Oktober nanti, rencananya Indonesia akan membangun rumah sakit," papar dia.

Novanto menambahkan, semua ini murni sebagai solidaritas Bangsa Indonesia terhadap etnis Rohingya, yang sedang menghadapi tragedi kemanusiaan.

"Solidaritas ini melewati sekat-sekat perbedaan negara, mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan," Novanto menandaskan.

Â