Sukses

Skytrain Bandara Soekarno-Hatta Resmi Beroperasi Hari Ini

Pengerjaan Automatic people mover system (APMS) Bandara Soekarno-Hatta dinilai jauh lebih cepat dari perkiraan.

Liputan6.com, Jakarta - Automatic people mover skytrain di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, resmi dioperasikan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Rini Soemarmo, meninjau langsung pelaksanaan hari pertama kereta antarterminal tersebut.

Secara simbolis peresmian itu ditandai dengan penekanan tombol bersama Menhub Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarmo dan Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, M Awaludin. Selanjutnya mereka merasakan langsung berada di dalam gerbong skytrain dari Terminal 3 menuju Terminal 2.

Sementara, Awaludin mengaku, bila pengerjaan Automatic people mover system (APMS) Bandara Soekarno-Hatta itu jauh lebih cepat dari perkiraan. Yakni dari target 17 bulan dan pengerjaannya lebih cepat menjadi 12 bulan.

"Ini proyek luar biasa yang bisa diakselerasi selama 12 bulan, sebelumnya kita perkirakan 17 bulan tapi ini bisa 12 bulan," terang Awaludin dalam sambutanya di stasiun skytrain di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Minggu (17/8/2017).

Meski sudah diresmikan, Awaludin mengaku pengoperasiannya akan dilakukan bertahap. Pada tahap satu hanya akan melintasi dari terminal 3 ke terminal 2 dan sebaliknya, sementara pengoperasian secara keseluruhan ditargetkan akan selesai pada akhir Desember 2017.

"Tahap 1 yang akan dioperasikan dari terminal 3 ke Terminal 2 Soekarno-Hatta. Selanjutnya akan selesai akhirnya Desember akan selesai," kata dia.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Masih Bertahap

Jauh ke depan, skytrain juga akan menjangkau Terminal 4 yang tengah dalam rencana pembangunan. Sehingga, kereta melayang ini akan dijadikan moda transportasi antarterminal di Bandara Soekarno-Hatta.

"Nanti juga akan sampai ke rencana terminal 4 Soekarno-Hatta, tapi tahapannya kita selesaikan sampai di integrated building terlebih dulu," tutur Awaludin.

Kereta tanpa masinis ini akan dioperasikan oleh anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero), yaitu PT Railink. Dalam sekali jalan, kereta melayang ini‎ ‎mampu mengangkut 88 orang per gerbong, sehingga total 176 penumpang.

Mengenai gerbong kereta tanpa masinis ini, Djoko mengaku pembuatannya dipasok dari Korea Selatan, yaitu Woojin Industrial Sytem Co Ltd. Dibelinya produk ini dari Korea Selatan mengingat Indonesia belum mampu memproduksi kereta serupa.