Sukses

Visi Besar Pengembang Bisa Bantu Pemerintah Atas Defisit Rumah

Menurut James, dengan visi yang besar pengembang juga akan dapat membantu pemerintah untuk mengatasi desifit 11 juta perumahan.

Liputan6.com, Jakarta Masalah defisit rumah (backlog) masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah. Presiden Joko Widodo sendiri sudah menegaskan Pemerintah ingin mengurangi backlog yang saat ini berada di posisi 11,4 juta unit

Guna mendorong pertumbuhan industri properti di Indonesia, CEO Lippo Group, James Riady mengajak semua pihak khususnya pengembang untuk berani mengambil visi yang besar.

"Saatnya, pengembang manapun untuk berani mengambil visi yang besar sekaligus mewujudkannya demi terciptanya pertumbuhan industri properti di negara ini," ujar James Riady di acara BTN Golden Property Awards 2017 beberapa waktu lalu.

Menurut James, dengan visi yang besar pengembang juga akan dapat membantu pemerintah untuk mengatasi desifit 11 juta perumahan.

Melalui kelompok usaha Lippo Group yang dipimpinnya, James Riady pun berupaya merealisasikannya melalui kehadiran Meikarta.

"Meikarta adalah upaya kami untuk menyediakan hunian dengan harga terjangkau yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas dengan kualitas terbaik yang ditujukan bagi semua lapisan masyarakat," ujarnya.

Pengamat properti Panangian Simanungkalit mengapresiasi langkah bisnis Grup Lippo yang membangun kota baru di daerah Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Hal itu dikarenakan Grup Lippo menjual apartemen dalam kota baru yang masih dalam wilayah jabodetabek dengan harga terjangkau, Rp 127 jutaan.

Kisaran harga tersebut dipandang memberikan kesempatan kepada masyarakat kelas mengengah-bawah untuk bisa memiliki apartemen di lingkungan berstandar tinggi. Panagian juga menghimbau Grup Lippo untuk membangun banyak hunian murah atau setidaknya minimal memenuhi komposisi hunian berimbang 3:2:1.

Apartemen dengan harga terjangkau dipandang bisa mengurangi backlog rumah khususnya di wilayah Jabodetabek. Melihat hal tersebut pengamat menilai pemerintah diuntungkan dengan kehadiran proyek Meikarta.

(*)
.

 

Â