Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai, demo di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) atau Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Jakarta), tidak seharusnya terjadi.
Pendapat massa yang beranggapan kegiatan di YLBHI sebagai kebangkitan paham komunis, seharusnya disikapi secara demokratis.
"Saya kira semua harus damai, jangan seruduk-seruduk, semua dapat diselesaikan baik, sejuk. Berbeda pendapat itu baik, biasa," ujar Prabowo di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Senin (16/9/2017).
Advertisement
Soal wacana aksi nonton bareng film G30S, Prabowo pun membebaskan. "Ya yang mau nonton silakan, yang tidak juga silakan," kata dia.
Ke depan, kata Prabowo, demi menangkal segala sesuatu yang mengancam eksistensi Pancasila, Bangsa Indonesia harus bisa berbenah. Mengentaskan kemiskinan di level ekonomi pada masyarakat kelas bawah.
"Semua paham radikal itu akan muncul bila ketidakadilan, kemiskinan, penderitaan orang di lapisan paling bawah masih ada. Jadi kita perlu perkuat ekonomi kita, bangsa kita kalau sudah kuat berarti rakyat sejahtera," kata dia.
"Perbedaan pendapat jadi hal biasa, tenang dan jangan mau diadu domba," Prabowo menandaskan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Demo di YLBHI
Ratusan massa berdemo di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) atau Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Jakarta), Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu 17 September sore.
Mereka memaksa masuk ke gedung YLBHI, untuk membubarkan kegiatan atau diskusi yang disebut-sebut terkait Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pelurusan sejarah 1965.
Polisi akhirnya membubarkan paksa massa pada Senin dini hari sekitar pukul 02.30 WIB, setelah berupaya negosiasi. Polisi menambakkan gas air mata ke massa dan menangkap 45 orang yang diduga sebagai provokator kericuhan aksi.
Sementara, YLBHI maupun LBH Jakarta membantah telah menyeleggarakan kegiatan atau diskusi terkait PKI. Kegiatan malam itu hanya pentas seni dan komedi dalam rangka kebebasan demokrasi dengan tema 'Asik Asik Aksi'.
Advertisement