Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menyebut dua nama yang diduga sebagai aktor penyerangan ke kantor mereka. Dua nama itu adalah Rahmat Himran dan Kivlan Zen.
"Kami menulis dua nama yang diawal cukup agresif melakukan kampanye, menuliskan dalam beberapa instruksi-instruksi secara viral. Yang pertama Rahmat Himran," kata Ketua YLBHI bidang advokasi Muhammad Isnur di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (18/9/2017).
Dia mengaku tidak mengetahui banyak tentang sosok Rahmat Himran. Namun yang ia tahu Rahmat sebagai Presidium 313. Dalam sejumlah pemberitaan di media sosial, disebutkan namanya sebagai penanggung jawab.
Advertisement
"Saya belum tahu polisi sudah menangkap dia atau belum. Tapi jika polisi menelusuri, akan banyak jejak digitalnya," ucap dia.
Kemudian nama yang kedua Kivlan Zen. Mantan Kepala Staf Kostrad ini disebutkan memimpin rapat pembubaran PKI.
"Yang kedua nama Kivlan Zen. Kalau nama ini keluar sebuah web berita yang menginformasikna Kivlan memimpin rapat pengkoordinasi pembubaran PKI. Ini distorsi paling awalnya, menurut saya," lanjut Isnur.
Saksikan tayang video menarik berikut ini:
Â
Instruksi Demonstrasi
Dia menegaskan, informasi dan instruksi-instruksi berdemonstrasi di kantor LBH sudah ada sejak Jumat 15 September 2017. Itu pun menjadi viral di media sosial.
"Tadi malam itu sepertinya mencapai puncaknya," kata Isnur.
Dia menegaskan semua tudingan yang menyebut acara berkaitan dengan PKI tidak benar. Isnur menyebut semua kegiatan yang sudah dijadwalkan berlangsung Sabtu-Minggu, 16-17 September teesebusudah atas sepengetahuan pihak kepolisian.
"Bahwa kepolisian selama dua hari mengikuti full, mengawasi full acaranya dan tidak ada sama sekali berhubungan dengan komunis dan PKI," tegas Isnur.
Sementara itu, aktivis dari jaringan Gusdurian, Savic Ali menegaskan, pada dasarnya aktor yang menggerakkan gerakan tersebut selalu sama. Karenanya kepolisian harus segera mengungkapkannya.
"Pada dasarnya aktornya itu-itu saja. Jadi ini yang harus dibuka, karena kalau tidak, ini jadi bola liar yang dipakai siapapun. Dan saya khawatir ada kepentingan lain, politik dan apapun. Kelompok ini juga sangat rentan dimanfaatkan," ujar Savic.
Sementara Rahmat Himran, saat dihubungi Liputan6.com, tidak menjawab banyak tentang tudingan tersebut. Dia hanya mengakui bahwa ia termasuk orang yang aktif dalam aksi di LBH Jakarta. "Saya memang korlap aksi demo," ujar dia singkat.
Advertisement