Liputan6.com, Jakarta - Mayjen TNI Purnawirawan Kivlan Zein menegaskan bahwa seminar yang diselenggarakan di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat, berlatar belakang menghidupkan kembali PKI. Agenda acara yang tersebar di jejaring sosial media Facebook terkait kegiatan itu pun bukanlah hoax atau berita bohong.
"Bukan hoax. Benar. Orang ada acaranya, pembicaranya, kemudian topiknya apa," tutur Kivlan saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (18/9/2017).
Kivlan mengaku sudah menyelidiki muatan dari seminar tersebut. Acara itu akan menyimpulkan bahwa PKI tidak bersalah. Dalam konteks itu, selanjutnya akan menuju gagasan perlu dicabutnya Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966.
Advertisement
"Terus dicabut sehingga PKI boleh hidup lagi karena PKI nggak salah. Berarti dia melawan Tap MPRS toh. Dan kemudian anggota PDIP yang namanya Betor Suryadi kan menyarankan supaya Tap MPRS itu dicabut," jelas dia.
Kemudian, lanjut dia, topik yang dibicarakan keseluruhannya mengarahkan bahwa yang sebenarnya salah adalah Pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto, termasuk para jenderal dan Angkatan Darat pada masanya.
"Ya diselidiki. Orang saya (intel) ada di dalam. Dan ini beredar di Facebook kok. Acaranya, pembicaranya, kemudian topiknya apa yang dibicarakan. Waduh kenceng lagi kita ini. Masa mereka membuka luka lama. Masa kita lawan nggak boleh," beber Kivlan.
Dia kembali menegaskan bahwa semua informasi itu tidaklah mengada-ada. Aksi penggerudukan Gedung YLBHI disebut sudah tepat demi mengantisipasi kehidupan kembali PKI di Indonesia.
"Saya bukan dapat informasi seperti itu karena saya dapat acara panitianya kok di situ. Siapa panitianya, penanggung jawab masingg-masing event ya toh. Ada masuk di Facebook kok, masuk di WA saya acaranya itu. Ada orang saya di dalam kok. Di dalam itu ada orang saya, jadi saya tau apa yang mereka kerjakan," Kivlan menandaskan.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:Â
Lagu Genjer Genjer
Menurut informasi yang diterimanya, ada unsur fisik dari PKI yang terlihat di lokasi seminar. Sebab itu, massa aksi lantas meluapkan emosinya.
"Saya nggak tahu kejadian itu ada lempar-lemparan juga. Karena saya dengar juga lempar-lemparan itu karena ada yang keluar pakai kaos nunjukkan palu arit PKI di baju mereka keluar dari kantor LBH itu lho," tutur Kivlan.
Selain itu, yang membuat massa semakin kesal dikarenakan terdengar suara alunan musik yang identik dengan aksi kekejaman PKI pada 1965 silam. Seperti saat PKI mengeksekusi para jendral di Lubang Buaya.
"Ada kedengaran lagu-lagu kan ada pesta seni kan mereka. Lagunya Genjer-Genjer. Genjer-Genjer itu lagu perangnya PKI. PKI itu kalau mau perang, macam-macam, mau menyerang, itu lagunya Genjer-Genjer. Setelah lagu Genjer-genjer itu langsung bunuh orang dia," jelas dia.
Advertisement