Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir bersama 148 Perguruan Tinggi Swasta di DKI Jakarta berkumpul di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta Timur. Mereka menggelar deklarasi gerakan melawan radikalisme.
Menurut Nasir, salah satu caranya yakni dengan menanamkan kembali nilai Pancasila di lingkungan kampus.
"Di dalam menangkal radikal di kampus, kami mengaktifkan semua kegiatan kampus yang berbasis pada Pancasila. Bagaimana kita meningkatkan kepada mahasiswa berbasis Pancasila dan kebangsaan," tutur Nasir di Kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (19/8/2017).
Advertisement
Selain itu, masyarakat kampus juga mesti menunjung tinggi Empat Pilar Kebangsaan. Termasuk salah satunya Bhineka Tunggal Ika yang saat ini rentan terkontaminasi isu SARA sehingga radikalisme makin memperkeruh kehidupan bermasyarakat.
"Presiden Jokowi dalam kunjungannya bertemu Presiden Afganistan. Ada pertanyaan dari Presiden Afganistan, suku di sini hanya ada 6, malah bercerai-berai sampai 30 suku dan tidak bisa disatukan. Bagaimana bisa Pemerintah Indonesia mengendalikan banyak suku. Catatan, Pak Jokowi bilang Indonesia punya Pancasila," jelas dia.
Dari situ, mahasiswa hingga rektor universitas pun diminta agar tidak mudah menerima isu hoax yang banyak tersebar di media sosial sehingga menimbulkan keretakan dalam hidup berkerukunan.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Pembacaan Deklarasi
Deklarasi pun dibacakan dan ditandatangan sebagai bentuk pengesahan bersatunya ratusan kampus demi melawan radikalisme. Setelah deklarasi tersebut, nantinya akan ada acara 'Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme'.
Kegiatan itu akan dilaksanakan di Nusa Dua Bali pada 25 September dan 26 September 2017. Rencananya akan hadir 4 ribu pemimpin perguruan tinggi dari seluruh Indonesia dan datang pula Presiden Joko Widodo.
"Saya harapkan seluruh rektor dan pimpinan Perguruan Tinggi bisa hadir di Bali terkait deklarasi seluruh Indonesia. Apapun kampus, universitas, institusinya, kita satu, Indonesia," Nasir menandaskan.
Advertisement