Sukses

Syafii Maarif Bantah Terima Apartemen

Mantan Ketua Umum DPP Muhammadiyah, Ahmad Syafiie Maarif diberitakan di sebuah media telah menerima sebuah apartemen mewah dari Aburizal Bakrie senilai Rp 2 Miliar. Namun berita tersebut dinilai sebagai fitnah.

Liputan6.com, Jakarta: Mantan Ketua Umum DPP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif diberitakan di sebuah media telah menerima sebuah apartemen mewah dari Aburizal Bakrie senilai Rp 2 Miliar. Namun berita tersebut dinilai sebagai fitnah.

"Berita itu fitnah. Berita tersebut tidak lah benar dan tidak bertanggung jawab," ujar pengacara Syafiie, Todung Mulya Lubis, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/12).

Kabar itu sendiri diembuskan oleh Majalah Suara Islam dalam tulisan berjudul "Multi Accident Award" pada edisi 101 tanggal 19 November-3 Desember 2010.

Dalam berita itu disebutkan, di tengah perseteruan, kontroversi, dan penolakan oleh sastrawan sampai cendikiawan atas penganugrahan "Bakrie Award", belakangan nama sekelas Ahmad Syafii Maarif, seorang cendikiawan sekaligus pendiri Maarif Institute cenderung bungkam.

Syafii Maarif bungkam, tidak kritis lagi setelah menerima apartemen mewah senilai Rp 2 miliar dari Aburizal Bakrie.

Todung menjelaskan, apartemen yang kerap ditinggali Buya ketika berada di Jakarta adalah milik seorang anggota Dewan Pembina Maarif Institute, M Deddy Julianto. "Harganya pun jauh di bawah Rp 2 miliar. Jadi, kami anggap ini pencemaran nama baik dan berbau fitnah. Memang dalam pemberitaan, Buya menolak permintaan wawancara untuk konfirmasi, tapi itu tak otomatis Suara Islam bisa membuat berita yang mencemarkan dan berbau fitnah," ucap Todung.

Ditempat yang sama, Dewan Pembina Maarif Institute yang juga pemilik apartemen, Deddy Julianto, mengaku tersinggung jika dikatakan apartemen itu dibelikan Aburizal Bakrie karena dirinya sendiri yang membeli apartemen tersebut. Deddy menyebutkan apartemen itu dibeli dengan harga Rp 475 juta pada 24 Oktober 2008. Ia pun menunjukkan kwitansi pembelian tempat tinggal tersebut.
    
Sebelum dibeli, Deddy mengaku mengontrak apartemen itu selama dua tahun, kemudian dirinya memaksa Syafii Maarif untuk menempati apartemen tersebut, supaya Syafii Maarif lebih nyaman setiap kali datang ke Jakarta.
    
"Sebelumnya, Buya (Syafii Maarif) menolak. Buya bilang ia bisa tinggal di hotel. Tapi, saya memaksa. Bayangkan, jika Buya tinggal di hotel lantai sembilan, bertemu seorang perempuan di lift dan berduaan saja hingga ke lantai bawah, maka akan memunculkan fitnah. Saya tak mau Buya difitnah karena saya menghormati beliau," ungkap pria berkacamata itu.(Ant)
    Video Terkini