Liputan6.com, Jakarta Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, Padang, Sumatera Barat, 23 September 2017, Wakil Ketua MPR sekaligus Ketua DPD, Oesman Sapta, mengatakan dirinya hadir di kampus ini untuk memberikan sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut Oesman Sapta, ideologi Pancasila sudah selesai atau sudah final menjadi dasar negara. Dengan demikian maka keberadaan Pancasila tak perlu dipermasalahkan lagi.
Oesman Sapta dalam sosialisasi tersebut memuji Pancasila sebab dalam nilai-nilai Pancasila tak melihat asal usul, warna kulit, dan perbedaan lainnya. "Saya orang Minang namun bisa tinggal di Kalimantan Barat dan Jakarta," ujarnya. "Di Jakarta pun banyak orang Minang," tambahnya.
Advertisement
Dalam kesempatan tersebut, Oesman Sapta mengajak kepada para mahasiswa untuk berpikir maju dan terbuka. Sebagai mahasiswa Islam yang kuliah di kampus itu, dirinya memuji keistimewaannya. " Dulu belajar Islam di kampung-kampung sekarang belajar Islam di kampus semegah ini," paparnya.
Untuk bisa berpikir maju maka Oesman Sapta berpesan kepada rektor kampus itu agar jangan melarang kreatifitas mahasiswa. "Agar mahasiswa mampu membangun bangsa sesuai dengan inspirasinya," tegasnya. "Sebab perguruan tinggi ikut mencerdaskan bangsa. " tambahnya.
Dalam sosialisasi tersebut ikut anggota MPR dari Fraksi PKS, T. B Soemandjaja, dan dari Kelompok DPD, Eni Sumarni. Dalam pemaparan, Soemandjaja membenarkan apa yang dikatakan Oesman Sapta mengenai Pancasila. "Benar Pancasila sudah final," ujarnya. Soal Pancasila, menurut Soemandjaja, tinggal internalisasi menjadi kepribadian dan implementasinya dalam keseharian.
Sedang Eni Sumarni menuturkan, sosialisasi dilakukan agar kita ingat kita memiliki wawasan kebangsaan yang bertujuan seperti diungkapkan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Alinea IV.
(*)