Liputan6.com, Jakarta - Jabal Nur dan Gua Hira, dua tempat yang tidak bisa dipisahkan dari perjalanan Nabi Muhammad SAW. Di tempat itulah Rasulullah menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui malaikat Jibril. Jabal artinya gunung, sedangkan Nur berarti cahaya.
Letak Gua Hira berada di puncak Jabal Nur dan berjarak sekitar 7 kilometer dari Masjidil Haram.
Usai puncak musim haji, jemaah dari berbagai dunia berbondong-bondong mendaki Jabal Nur dan berebut masuk Gua Hira, menapaktilas perjalanan Rasulullah menerima wahyu pertama yakni surat Al Alaq.
Advertisement
Selama 24 jam, Jabal Nur dan Gua Hira tidak pernah sepi, khususnya pada musim haji dan umrah.
Tak sedikit jemaah yang terharu dan berdoa, membayangkan begitu beratnya perjuangan Nabi dulu saat mendaki Jabal Nur tersebut, juga Khadijah sang istri yang setia setiap hari mengantar makanan untuk suaminya.
Selain sejarah pertama Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, Jabal Nur dan Gua Hira juga menjadi cerita cinta, kesetiaan dan pengabdian Khadijah binti Khuwalid pada suaminya.
Untuk mendaki Gua Hira di puncak Jabal Nur kini sudah dibuat tangga. Jika zaman Rasulullah dulu tidak ada sama sekali dan bebatuannya masih runcing.
Jalan Kaki Satu Jam
Untuk bisa mencapai puncak, harus berjalan kaki sekitar 1 jam dari kaki Jabal Nur. Bagi yang akan menziarahi Gua Hira, diimbau agar mendaki sebelum masuk waktu subuh atau malam serta dalam kondisi yang sehat. Sebab jika matahari sudah terbit, maka akan terasa panas dan lebih berat untuk mendaki.
Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertamanya yang disampaikan oleh Malaikat Jibril adalah Surah Al Alaq 1-5 pada saat bulan Ramadhan. Saat itu Nabi Muhammad SAW berumur 40 tahun.
Selain tempat ziarah utama para jemaah, lokasi Gua Hira juga menjadi tempat favorit jemaah dari seluruh dunia untuk mengabadikan foto, baik sendiri maupun beserta rombongan.
Advertisement