Sukses


Zulkifli Hasan: Agama dan Kebangsaan Lebur dalam Kebhinnekaan

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia saat ini dan ke depan harus menuntaskan tiga agenda besar bangsa.

Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia saat ini dan ke depan harus menuntaskan tiga agenda besar bangsa. Pertama, mengejar ketertinggalan bangsa dalam berbagai bidang. Kedua, menyejahterakan ekonomi rakyat dan yang ketiga serta yang paling krusial adalah menjahit kembali merah putih.

“Saat ini merah putih yang terlahir sejak awal sejarah kemerdekaan bangsa, telah terkoyak oleh berbagai kesalahpahaman dan paham yang merusak,” ungkapnya, pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR bersama Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Sabtu (23/9) lalu.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum ICMI Prof Jimly Asshiddiqie, Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng KH Shalahuddin Wahid dan ratusan delegasi Perwakilan ICMI dari seluruh Indonesia

“Ada yang beranggapan beragama berarti jauh dari berbangsa, tunduk pada ajaran agama dianggap tidak setia kepada paham kebangsaan. Ini jelas salah," tambah Zulkifli Hasan yang juga merupakan Ketua Dewan Pakar Pusat ICMI periode 2015-2020.

Zulkifli Hasan menyatakan kesalahpahaman dalam mengartikulasikan, memahami, serta mengimplementasikan paham keagamaan dan kebangsaan tersebut adalah hal yang sangat serius dan dapat berdampak negatif jika terus dibiarkan.

Menurutnya yang lebih membahayakan adalah ketika kesalahpahaman tersebut masuk dalam arena kontestasi politik.

“Pemahaman yang salah paham tersebut digunakan untuk mengkotak-kotakan rakyat sesuai pilihan politik baik itu parpol atau kepala daerah,” ujar Zulkifli.

“Semestinya kalah atau menang dalam kontestasi politik adalah hal yang biasa dan lumrah, tapi jangan gara-gara kontestasi politik rakyat menjadi terpecah belah dan terkotak-kotak,” tegasnya.

Dihadapan para Dewan Pakar ICMI Zulkifl Hasan mengungkapkan bahwa faktanya di Indonesia paham keagamaan serta kebangsaan saling menopang dan menjadi pemeluk agama yang taat adalah jalan menjadi warga negara yang baik.

"Bahkan dalam ajaran Islam, mencintai tanah air adalah bagian dari iman," tutupnya.

(*)