Sukses

Panglima TNI Menghadap Presiden Jokowi Sore Tadi

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadap Presiden Jokowi sore tadi.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sore tadi di Istana Kepresidenan. Apa yang dibahas?

"Tadi memang benar sekitar pukul 15.15 Panglima TNI menghadap Presiden. Dalam pertemuan itu, menurut Gatot Nurmantyo yang disampaikan adalah persiapan HUT Oktober. Termasuk meminta Presiden menonton pertunjukan wayang menyambut HUT TNI," kata Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, Rabu (27/9/2017). 

Johan mengatakan, dalam pertemuan sore tadi, tidak ada pembahasan mengenai kontroversi pernyataan Gatot Nurmantyo mengenai pemesanan senjata. Pertemuan tadi hanya melaporkan persiapan HUT TNI 5 Oktober dan mengundang Presiden Jokowi menonton wayang.

"Yang berkaitan dengan yang tadi ditanyakan, mengenai ramai-ramai itu sudah dilaporkan Gatot Nurmantyo kemarin malam waktu di Halim. Presiden juga sudah mendapat laporan secara lengkap apa yang dikatakan Gatot Nurmantyo," kata dia.

Dia menegaskan, dalam pertemuan di Halim tersebut, Gatot Nurmantyo telah melaporkan pernyataannya yang sedang menjadi ramai. Presiden Jokowi juga sudah jelas dengan pernyataan tersebut.

"Sudah clear dengan penjelasan Wiranto, Presiden sudah mendapat penjelasan laporan. Tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Penjelasan Menko Polhukam

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta agar permasalahan pembelian senjata yang diungkap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tidak diperpanjang. Ia menegaskan, ini hanya permasalahan kurang komunikasi dari TNI dan Polri.

"Masalah ini tidak perlu dipolemikkan, ada satu komunikasi yang belum tuntas, itu saja," ujar Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam Jakarta, Minggu 24 September 2017.

Dia menjelaskan, Gatot merasa bahwa perlu perizinan dari Mabes TNI karena standar TNI, tetapi ternyata senjata yang dipesan non standar TNI. Oleh karena itu, kata Wiranto, izin cukup dari Mabes Polri.

"Maka hanya komunikasi yang perlu disambungkan, dan setelah disambungkan tidak ada masalah, selesai," kata dia.

Menurutnya, senjata yang dipesan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) ini sebanyak 500 untuk kepentingan sekolah intelijen.