Sukses

Melihat Lebih Dekat Bekas Jalur Lahar Letusan Gunung Agung 1963

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menetapkan status Awas terhadap aktivitas Gunung Agung di Bali sejak 22 September 2017.

Liputan6.com, Bali - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menetapkan status Awas terhadap aktivitas Gunung Agung di Bali sejak 22 September 2017. Sebaran daerah yang menjadi lokasi semburan lahar dan awan panas pun telah ditetapkan menjadi zona merah berdasarkan data letusan pada 1963 silam.

Aliran lava dan magma hasil letupan gunung sendiri membuat sejumlah jalur yang melintasi daerah Kawasan Rawan Bencana (KRB) II dan III. Salah satunya di Kecamatan Kubu.

Jalur lahar letusan Gunung Agung pada 1963. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Pantauan Liputan6.com, Minggu (1/10/2017), jalur lahar terlihat seperti pertambangan pasir yang membentuk jalan penuh batu dengan beragam ukuran dan terus memanjang menuruni gunung. Meski gersang, tampak pepohonan telah tumbuh tinggi di antara bebatuan dengan warna dominan abu-abu itu.

Jalur tersebut juga tidak jauh dari kawasan wisata Rumah Pohon yang banyak menarik minat para pecinta foto alam. Kawasan tersebut berada sekitar 3 kilometer dari puncak Gunung Agung.

Lahar yang menuruni gunung dari kawasan Kubu akan melintasi Desa Muntig dan akan terus turun sampai lautan. Penampakan jalur tersebut cukup jelas terlihat dan berada persis di sebuah bangunan Pura yang masih dalam lingkup Desa Muntig.

Jalur lahar letusan Gunung Agung pada 1963. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Kondisi desa tersebut kini sudah sepi penduduk. Hanya tersisa ternak sapi dan ayam yang ditinggalkan warga sementara ke pengungsian di daerah Amed.

Meski begitu, penduduk desa masih sering bolak-balik untuk memberi pakan ternak dan mengurus lingkungan kediamannya. Setelah tiba sore hari, mereka baru kembali lagi ke pengungsian.

BNPB telah menetapkan kawasan zona merah dengan radius 9 hingga 12 kilometer dari puncak gunung. Sementara lantaran pengungsi membludak, pemerintah kini tengah berupaya mendata dan memberi sosialisasi kepada masyarakat yang ikut evakuasi namun tidak tinggal di daerah terdampak letusan Gunung Agung, agar mau kembali ke rumahnya masing-masing.

2 dari 2 halaman

VONA Oranye

Informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Agung kini telah mengeluarkan asap putih dari kawah. Asap tersebut berintensitas tinggi hingga tipis dengan ketinggian 50-200 meter dari kawah Gunung Agung.

Keluarnya asap ini membuat PVMBG mengeluarkan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) berwarna oranye. VONA tersebut sebagai rekomendasi untuk pesawat-pesawat agar terbang menjauhi area Gunung Agung.

"Ya, kita sudah mengeluarkan rekomendasi soal VONA itu. Berwarna oranye," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Agung PVMBG,‎ I Gede Suantika‎, Minggu (1/10/2017).

Berdasarkan VONA tersebut, asap putih terlihat setinggi 100 meter dari kawah dan mengarah ke barat mengikuti angin. Tidak teramati adanya material vulkanik selain asap tersebut.

Saksikan video pilihan di bawah ini: