Sukses

Puslabfor Polri Selidiki Lumpur yang Tewaskan 7 Orang di Bogor

Polisi belum mengetahui kandungan zat kimia pada bak penampungan yang menewaskan pekerja pabrik.

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian masih menyelidiki kasus kematian tujuh orang di pabrik kemasan telur, Desa Cibunar, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor. Tujuh korban itu tewas diduga akibat menghirup zat kimia dari bak penampungan.

Polisi sudah mengambil beberapa sampel antara lain, sampel tanah, udara dan air bercampur lumpur yang ada di dalam bak penampungan tersebut.

Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Bimantoro Kurniawan mengatakan, beberapa sampel diambil untuk mengetahui zat yang menyebabkan tujuh orang tewas.

Menurutnya, ketujuh orang itu secara tiba-tiba tewas usai menghirup racun yang keluar dari lumpur di dalam bak. Kolam berukuran 4x4 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter ini tempat mencuci bahan baku kardus telur dengan menggunakan zat kimia.

"Air di bak itu ada zat kimianya, tapi belum tahu apa. Sampelnya sudah dibawa Puslabfor Polri untuk diteliti," kata Bimantoro, usai olah TKP, Minggu (1/10/2017) sore.

Selain mengambil beberapa sampel, polisi juga mensterilkan pabrik pembuatan kemasan telur milik H Abak Martawijaya itu.

"TKP masih di police line. Pemiliknya juga masih diperiksa sebagai saksi," kata Bimantoro.

2 dari 2 halaman

Korban Pekerja Pabrik

Sebelumnya, tujuh orang ditemukan tewas di bak penampungan pabrik kemasan telur, Desa Cibunar, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor, Sabtu 30 September 2017 sore.

Mereka meninggal diduga karena menghirup racun yang ada di dalam bak penampungan berukuran 4x4 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter ini.

Mereka yang meninggal adalah 35), Dadi junaedi (45), Joko (30), Ade Setiawan (40), Syamsuri (45), Mulyadi (19), dan Into (19).

Ketujuh korban meninggal itu adalah pekerja pabrik pembuat kemasan telur dari limbah kertas. Jenazah korban dibawa ke RS Kramatjati Jakarta Timur untuk diautopsi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini