Liputan6.com, Jakarta - Sabtu malam, 30 Agustus 2017, Polri menjelaskan perihal impor senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher atau pelontar granat dan pelurunya untuk korps Brimob.
Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Senin (2/10/2017), senjata itu ditegaskan bukan untuk membunuh, tapi melumpuhkan. Pelontar granat bisa diisi peluru karet, peluru hampa, peluru asap, hingga gas air mata. Jumlahnya hampir 300 pucuk.
Berbicara di depan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Menko Polhukam Wiranto meminta polemik soal impor senjata Polri dan lembaga negara lain dihentikan. Sebab, tak ada potensi mengganggu keamanan negara.
Advertisement
Hampir 300 pucuk pelontar granat dan 5.000 peluru milik Brimob kini masih ada di kargo Bandara Soekarno-Hatta untuk pendataan.