Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah serius menghadapi penyebaran konten negatif melalui internet seperti hoaks, cyberbullying, dan radikalisme online. Salah satu strategi anyar yang digagas pemerintah adalah memperkenalkan Siberkreasi.
Siberkreasi merupakan Gerakan Nasional Literasi Digital. Gerakan ini sebenarnya sudah diluncurkan 25 September 2017.
Baca Juga
Nantinya, Siberkerasi akan hadir dalam bentuk festival pada 27-29 Oktober 2017 di JIEXPO Kemayoran.
Advertisement
"Festival ini akan diramaikan oleh berbagai diskusi seputar literasi digital dan klegiatan kreatif dari komunitas-komunitas penggiat literasi digital yang bisa diikuti oleh masyarakat luas," kata Ketua Umum Siberkreasi Dedy Permadi, di Jakarta, Senin (2/10/2017).
Kegiatan ini, menurut dia, mendapatkan dukungan tidak hanya dari Kemenkominfo. Lembaga lain, seperti Kemendikbud, Sesneg, KPI, BEKRAF, serta berbagai komunitas lainnya, turut terlibat.
Dedy menuturkan Siberkreasi mengambil peran sosialisasi agar penggunaan kecanggihan teknologi di era serba digital dengan sehat. Menurutnya, komunitas digital menyambut baik hal tersebut.
Animo tinggi tampak pada peluncurannya hari ini yang melibatkan banyak pekerja seni. Hadir nama-nama seperti Marcella Zalianty, Yosi Mokalu (Project Pop), Marsha Tengker, Dennis Adhiswara. Menkominfo Rudiantara juga sempat hadir.
"Dukungan terhadap Siberkreasi sangat luar biasa. Sampai hari ini sudah ada 37 pendukung utama dan jumlah ini akan terus bertambah cepat," ujar Dedy.
Sementara itu, di tempat yang sama, Yosi Mokalu menunjukkan pemutaran video yang berjudul "Cek Dulu". Menurut dia, video menyampaikan pesan kepada masyarakat agar bisa menanggulangi segala bentuk informasi hoaks.
"Video ini bukan untuk mencari uang, tapi untuk menginspirasi masyarakat," tandas Yosi.
Tutup Situs
Sebelumnya, pemerintah juga menindak tegas situs yang terindikasi mengandung konten negatif. Kemkominfo mengklaim sudah memberantas banyak situs yang bermuatan konten negatif.
Tercatat, ada sekitar 800Â ribu situs konten negatif yang sudah dihapus dalam jangka waktu dua tahun terakhir.
Tak cuma itu, dalam rangka menolak maraknya peredaran konten negatif di ranah maya, Kemkominfo juga telah bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk menambah situs dengan konten positif dalam program bertajuk "Positive List".
Hingga kini, sudah ada 250 ribu situs bermuatan konten positif yang juga hadir selama dua tahun terakhir. Adapun konten positif yang dimaksud seperti konten yang berbau pendidikan dan budaya.
Disampaikan Menkominfo Rudiantara, penanganan konten negatif di Indonesia bukan hanya dilakukan pihaknya. Dalam hal ini, semua harus turut serta untuk membesarkan volume penanggulangan konten negatif.
"Dalam UU ITE ada dua pokok: literasi dan pembatasan akses. Jadi, untuk bisa sustain dua pokok ini, semua harus 'bermain' di ranah ini, bukan hanya pemerintah," kata pria yang akrab disapa Chief RA ini dalam video pembukaan seminar Indonesia Technology Forum, Senin 28 Agustus 2017.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Â
Advertisement