Liputan6.com, Cilegon - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku dirinya ikut serta berpolitik dalam sistem bernegara, demi kebaikan bangsa Indonesia.
"Panglima TNI pasti berpolitik, tapi politiknya negara, bukan politik praktis. Saya akan menjalankan tugas saya secara konstitusi," kata Gatot usai memimpin gladi resik puncak peringatan HUT ke-72 TNI di Pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon, Banten, Selasa, 3 Oktober 2017.
Gatot juga mengaku jabatannya sebagai Panglima TNI hanya tersisa enam bulan lagi. "Tugas saya secara administrasi tinggal enam bulan lagi," kata dia.
Advertisement
Jika masa jabatan tidak diperpanjang Presiden Joko Widodo, maka akan ada pergantian Panglima TNI sekitar April 2018.
"Tugas saya menyiapkan adik-adik saya jadi pemimpin yang solid antar-TNI, antarmatra, dalam satu kesatuan komando, agar netral," tandas Gatot Nurmantyo.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Manuver Politik
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo baru-baru ini menjadi pembicaraan hangat masyarakat, karena dinilai bermanuver politik. Kendati, dia membantah isu tersebut.
"Kalau orang politik, sini akan lihat bodoh yang saya lakukan, konstituen saya akan kabur sebagian. Buktinya banyak yang berseberangan," kata Gatot di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu 27 September 2017.
"Kalau saya politik ya baik-baik aja. Oh kamu baik-baik, PKI baik-baik aja semuanya. Nah itu baru," ujar dia.
Gatot mengaku, hingga saat ini hubungannya dengan semua pihak baik-baik saja.
"Justru saya tidak bicara itu, karena saya baik-baik saja. Tapi saya sampaikan dalam satu negara, ada aturan. Saya hanya ingin luruskan saja," Panglima TNI menandaskan.
Advertisement